Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Premanisme Cekam Mesuji

 "PREMANISME kian mencekam di kawasan Mesuji, sebuah kabupaten masuk wilayah Lampung dan kecamatan masuk Sumatera Selatan!" ujar Umar. "Di sekitar perbatasan itu, seperti dikeluhkan Bupati Mesuji Khamamik di media sosial, sopir-sopir yang melintas (terutama truk) jadi korban pemalakan preman! 


Terakhir, anggota DPRD II Mesuji tak berani masuk kantor karena diteror preman!" "Premanisme Mesuji unik, terutama oleh sifat operasinya sebagai gerombolan yang terorganisasi baik—well organized group!" timpal Umar

"Dalam memalak sopir truk, mereka secara terbuka memasang nama dan lambang grup di pintu belakang truk! Polanya, truk bercap grupnya itu diklaim sebagai anggota organisasinya, sekaligus keamanannya dijamin oleh grupnya—maka setiap lintas harus bayar iuran!" "Tapi, ada juga grup tertutup, yang punya sejumlah truk untuk memanen di kebun orang—dari mendodos buah sawit di areal perkebunan sampai mencabut singkong milik penggarap di Register 45!" tegas Umar.

 "Kelompok tertutup inilah yang cenderung beroperasi secara ganas karena mereka bersenjata tajam (alat pendodos tajam bergagang panjang) dan senjata api rakitan! Bentrok kelompok jenis ini dengan penggarap Register 45 baru-baru ini sampai berakibat adanya korban tewas!" "Kelompok sejenis terakhir itulah yang membuat para anggota DPRD II Mesuji berbulan kabur dari kantornya!" tukas Amir. "Ditengarai, kelompok preman itu digunakan oleh seseorang untuk menekan DPRD agar memilih orang tersebut sebagai wakil bupati! 

Lucunya, kalangan DPRD malah takut untuk memilih pimpinan untuk daerahnya orang yang memakai preman menekan mereka!" "Premanisme yang mencekam Mesuji masalahnya menjadi domain bersama pimpinan daerah Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan!" timpal Umar. "Tak cukup hanya pimpinan daerah Lampung–apalagi cuma Kabupaten Mesuji— karena kalau ditindak dari sisi Lampung, mereka cukup menyingkir ke seberang perbatasan di luar yurisdiksi pimpinan Lampung, dengan masuk ke Sumatera Selatan! Begitu sebaliknya, jika ditindak dari sisi Sumatera Selatan!" 

"Menindaknya tak boleh sembarangan, karena selain punya aneka senjata dan fasilitas (truk dan sebagainya), seperti lazimnya kelompok terorganisasi, mereka punya aktor intelektual!" tegas Amir. "Organisasi-organisasi preman itu mengklaim sebagai hak konstitusional mereka kebebasan berserikat bagi setiap warga negara!"

0 komentar: