Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Kian Ramai Tak Bagi-Bagi Kursi!

"KIAN ramai parpol yang menyatakan atau malah sepakat untuk koalisi tanpa bagi-bagi kursi!" ujar Umar. "Setelah PDIP dan NasDem sepakat untuk itu, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding menegaskan dalam koalisi PKB sepakat untuk tidak mengedepankan power sharing, bagi-bagi kursi, dagang sapi!" (Kompas.com, 26/4) 


"Tapi pernyataan Karding itu membuat capres Rhoma Irama yang berkeringat kampanye untuk PKB tersinggung, hingga mengancam mencabut dukungan dari PKB jika tak disertakan dalam negosiasi untuk koalisi!" timpal Amir. "Namun, ternyata PKB serius untuk itu! Buktinya, Ketua DPP PKB lainnya yang Ketua Fraksi PKB di DPR, Marwan Jafar, memperkuat pernyataan Karding itu terkait komunikasinya dengan PDIP!" (Kompas.com, 27/4)

 "Pernyataan partainya tak mau berkoalisi dengan sistem membagi-bagi kursi dalam menghadapi pilpres, juga datang dari juru bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali seiring rapat Majelis Syuro PKS," tegas Umar. "Menurut Mardani Ali, dalam berkoalisi partainya mengusung kesamaan visi dan misi sehingga tercipta koalisi yang kuat dan efektif!" (Kompas.com, 27/4) 

"Pernyataan Mardani Ali itu layak dibaca sebagai isyarat PKS naik derajat!" timpal Amir. "Naik derajat, karena kalau dalam koalisi masa lalu PKS cuma mendapat kursi menteri, menjelang pilpres kali ini, konon, PKS dilamar untuk mengisi jabatan wakil presiden! Maka itu, PKS menjadi lebih piawai, tak mau bagi-bagi kursi!" "Semakin banyak partai menyatakan tak mau berkoalisi untuk bagi-bagi kursi, kian kecil kecenderungan politik dagang sapi, semakin baik pula kehidupan bernegara-bangsa!" tukas Umar

"Karena dengan begitu, praktik politik berporos pada zaken kabinet (profesional), orientasinya mewujudkan cita-cita kemerdekaan jadi lebih efektif dan efisien!" "Setidaknya dibanding kabinet bagi-bagi kursi seperti yang telah terbukti selama ini, orientasinya lebih cenderung untuk kepentingan partai bahkan kepentingan pribadi elitenya!" sambut Amir.

 "Dengan bekerja efektif dan efisiennya kabinet profesional, peluang penyimpangan tertutup di semua lini, jumlah birokrat dan politikus yang masuk penjara diperkirakan akan menurun! Itu sesuai pomeo Bang Napi di RCTI, kejahatan terjadi karena ada kesempatan!" "Jadi, dengan zaken kabinet, berita media terutama televisi tak lagi didominasi barisan panjang koruptor terjerat KPK!" tegas Umar. "Tapi penuh berita gembira peningkatan kesejahteraan rakyat!" ***

0 komentar: