PRESIDEN Joko Widodo memberi target Gubernur M. Ridho Ficardo, Lampung harus mencapai produksi beras 1 juta ton sebagai bagian swasembada pangan nasional dalam tiga tahun ke depan.
Target itu disampaikan dalam kunjungan Presiden ke Lampung pada Selasa (25/11), yang berdialog dengan petani di Trimurjo, Lampung Tengah. Untuk mencapai target itu, pusat membantu petani Lampung merehabilitasi irigasi 35 ribu hektare sawah, optimalisasi sawah 14 ribu hektare, dan memberikan 577 unit traktor tangan.
Kalau berita tersebut benar, Gubernur M. Ridho Ficardo tinggal goyang kaki, target itu tercapai dengan surplus berlimpah-limpah. Soalnya, produk beras Lampung pada 2013, menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Lampung Kusnardi, mencapai 1.885.446 ton.
Jumlah itu lebih tinggi dari total konsumsi masyarakat sebanyak 864.242 ton, atau surplus 958.984 ton (Lampost.co, 30-12-2013).
Dengan peningkatan produksi pada 2014 sebesar 5%, bahkan surplusnya saja sudah lebih 1 juta ton!
Dilihat dari sisi itu, mungkin yang dimaksud Presiden dengan bantuan rehabilitasi irigasi 35 ribu hektare dan optimalisasi 14 ribu hektare sawah dan 577 unit traktor itu untuk menambah surplus produksi 1 juta ton lagi dari yang sudah tercapai.
Tepatnya, surplus produksi beras Lampung dalam tiga tahun ke depan jadi 2 juta ton!
Bias target yang merebak dalam berita media itu tentu perlu diluruskan! Namun, di balik itu, warga Lampung tetap merasa berterima kasih atas bantuan rehabilitasi irigasi untuk pengairan sawah seluas itu.
Ada yang sudah lama mangkrak karena kehilangan roda pemutar dam, kemudian pelat besi dam berkarat dan nasibnya jadi besi tua! Juga optimalisasi dan traktor jelas bermanfaat bagi meningkatkan produktivitas petani!
Setelah semua bantuan tersebut terealisasi nanti, selain tujuan peningkatan produksi yang harus diwujudkan, tak boleh lupa juga revolusi mental yang mengiringinya harus mengaktual! Yakni, kemauan merawat semua peranti yang hadir dalam pembangunan seperti irigasi dengan semua dam dan saluran airnya!
Pemeliharaan dan perawatan semua hasil pembangunan harus paralel atau sejajar pentingnya dengan pengadaan fasilitas peningkatan standar hidup rakyat dalam proses pembangunan. Tanpa perawatan yang baik, sebentar saja fasilitasnya mangkrak karatan lagi! Tapi bukan salah rakyat, karena elite di eksekutif dan legislatif yang lupa menyediakan anggaran pemeliharaannya. ***
0 komentar:
Posting Komentar