Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Hikayat Gubernur Ahok!

HIKAYAT juga berasal dari kisah nyata yang ditulis dalam bentuk dramatisasi yang menonjolkan karakter unik tokohnya, semisal Judge (Hakim) Bao! Salah satu kisah nyata dengan karakter tokoh unik yang kelak mungkin ditulis jadi hikayat, bukan mustahil, ialah Gubernur Ahok! Hikayat Gubernur Ahok oleh penulisnya dimulai dari masa kecil Ahok di Negeri Laskar Pelangi—Belitung. 

Masih tergolong belia ia ketika terpilih menjadi bupati di belahan timur pulau tersebut. Seusai masa jabatannya sebagai bupati, ia terpilih menjadi anggota DPR. Dari situ pula ia dicalonkan partainya sebagai wakil gubernur Ibu Kota Negara, mendampingi Jokowi yang menjadi calon gubernurnya.

Bukan saja mereka menang telak dari petahana yang didukung mayoritas partai politik! Bahkan, gubernurnya dua tahun kemudian terpilih menjadi presiden. Ahok pun dapat peluang jadi gubernur! 

Dramatisasi karakter khas Ahok dalam era kepemimpinannya di Ibu Kota itu mungkin dimulai dari kisah ia memergoki bus baru Trans-Jakarta karatan! Ia mencak-mencak, mengundang perhatian Kejaksaan Agung untuk mengusut pengadaan ratusan bus yang bernilai triliunan rupiah itu! 

Episode ini tentu lengkap dengan hasil Kejaksaan Agung menangani kasusnya, kepala Dinas Perhubungan dan semua yang terlibat ditahan, disita bukti pencucian uang hasil korupsi, termasuk kondotel di Bali! 

Episode lain yang penting tentu adanya demo anarki dan demo rutin setiap Jumat, massa menolak hak Ahok melanjutkan jabatan gubernur sesuai aturan main demokrasi! Kelak, di zaman demokrasi telah matang, episode ini bisa menjadi bagian yang digemari penonton karena menggelitik orang zaman itu, ada massa menolak hak konstitusional yang didapatkan secara sah! 

Episode penting berikutnya adalah ketika Ahok memecat kepala Dinas Pekerjaan Umum. Ia dipecat Ahok karena tak mau menandatangani pembayaran proyek pengerukan sungai-sungai di Jakarta. Ini salah satu proyek unggulan Jokowi-Ahok untuk mengatasi banjir, nilainya triliunan rupiah. 

Akibat kepala Dinas PU tak mau meneken pembayaran, proyeknya yang harus selesai sebelum musim hujan tiba terhambat, banjir pun belum teratasi signifikan! Selain itu, pelaksana proyek rugi seratusan miliar. Jadi, dalam hikayat itu juga ada kisah Ahok gagal mengatasi banjir, hanya karena—entah kenapa—ada pejabat enggan menandatangani pembayaran proyek pengerukan sungai-sungai!" ***

0 komentar: