SELAIN memerintahkan perbaikan kondisi dan pelayanan di kapal penyeberangan Merak—Bakauheni, dalam kunjungannya ke Lampung, Selasa (25/11), Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi kepastian jadi dibangun jalan tol dan jalur kereta api (KA) Trans-Sumatera mulai 2015.
Pernyataan itu menggembirakan warga Lampung.
Sebab, setelah dipastikan JSS (Jembatan Selat Sunda) batal dibangun, juga tersiar pembangunan jalan tol dan jalur KA Trans-Sumatera, sebagai bagian dari program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), akan ditinjau kembali. Soalnya, Presiden terpilih Jokowi sempat mengisyaratkan tidak melanjutkan MP3EI yang merupakan program unggulan Presiden SBY. (Kompas.com, 5/9)
Alasan Jokowi, "Orientasinya jelas berbeda. Orientasi kami kan ke pertanian, kedaulatan pangan, dan seluruh infrastruktur. Itu sudah prioritas kami."
Untuk itu, pembangunan jalan tol dan jalur KA Trans-Sumatera itu harus dibuat sesuai dengan konteks zamannya!
Dalam hal ini, bukan sebagai proyek MP3EI lagi, tapi sebagai program pembangunan seluruh infrastruktur Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK!
Sebagai konsekuensi proyek jalan tol dan jalur KA Trans-Sumatera bukan lagi dalam rangka MP3EI, tentu tahapannya juga harus melupakan pendekatan MP3EI yang memulai pembangunan ruas awalnya tidak merata di semua provinsi!
Akibatnya, hingga saat ini satu jengkal pun tanah untuk tol itu belum ada disediakan oleh Pemprov Lampung. Daerah yang telah melakukan penyiapan lahan untuk jalan tol itu baru Sumsel, Riau, dan Sumut. Masalahnya, dalam MP3EI, memang dari kawasan itulah ruas awal tol Trans-Sumatera dimulai.
Guna membedakan dari MP3EI, keputusan Presiden untuk pembangunan jalan tol dan KA Trans-Sumatera itu nantinya diharapkan menetapkan semua provinsi membangun serentak ruas jalan di daerah masing-masing dengan ujung ruas akhirnya saling bertemu!
Dengan begitu, jalan tol bisa dibangun serentak dan selesai lebih cepat untuk dinikmati semua warga Pulau Sumatera!
Sejalan dengan tol, jalur KA juga dibangun dengan standar angkutan masa depan, baik untuk penumpang maupun barang.
Gaya pemerintahan lama membangun KA dengan mengharapkan gerbong yang diperoleh secara hibah, sudah tak sesuai lagi dengan tuntutan zaman! Apalagi jika untuk gerbong hibah itu, anggarannya setara membeli gerbong baru!
Selamat mimpi tol dan KA Trans-Sumatera! ***
0 komentar:
Posting Komentar