JSS—Jembatan Selat Sunda—meski secara fisis bangunannya belum pernah ada, wujudnya sudah terpateri dalam benak warga Lampung!
Wujud itu, sebuah jembatan gagah di atas laut memanjang hingga batas pandang! Entah dijiplak dari mana, gambar JSS itu memenuhi bentangan baliho kampanye, dijadikan tumpuan harapan sebagai lintasan masa depan!
Itu, ketika amuk angin barat mengguncang Selat Sunda, gelombangnya melonjak-lonjak lebih 3 meter.
Setiap itu terjadi, tidak ada kompromi! Antrean truk pengangkut barang Jawa—Sumatera mengular belasan kilometer menutup semua lajur di jalan tol Merak berminggu-minggu, menanti ombak Selat Sunda kembali tenang untuk aman dan nyaman dilayari!
Itu terjadi bukan karena para nakhoda kapal penyeberangan, para cucu moyang pelaut yang gagah berani itu, kini jadi penakut! Namun, mereka tidak berlayar menembus ombak tinggi Selat Sunda karena Syahbandar yang taat aturan pelayaran internasional melarang kapal mereka berlayar dalam kondisi laut yang tidak aman!
Jadi, saat kondisi Selat Sunda seperti itu, meski dermaga dan kapal diperbanyak, angkutan barang Merak—Bakauheni dan sebaliknya akan tetap lumpuh!
JSS pun diimpikan sopir-sopir truk yang akibat kelamaan antre kehabisan uang belanja makan sehari-hari, yang muatan sayur-mayur dan buah-buahannya busuk tertahan menunggu gelombang Selat Sunda berbaik hati kepada mereka!
Proyek JSS terakhir ini digagas Pemprov Lampung dan Banten yang membentuk konsorsium bersama PT Bangungraha Sejahtera Mulia. Disepakati, biaya keseluruhannya non-APBN, dengan mengandalkan pada gabungan investor asing dan domestik!
Namun, ketika rancangan itu disampaikan ke pusat untuk mendapat legalitas, bukan hanya Perpres (No. 86+2011) didapat, juga oleh KIB II proyeknya ditarik ke pusat dan dikaitkan dengan APBN! Bahkan, Menko Perekonomian Hatta Rajasa janji pada 2014 dilakukan ground breaking JSS, tetapi janji itu terbukti dusta!
Lebih dari itu, dari rencana semula JSS berbiaya sekitar Rp100 triliun, lewat Perpres 86/2011, naik jadi Rp225 triliun!
Kondisi JSS terakhir ini dihabisi Jokowi-JK, dengan vonis tidak sesuai dengan visi-misi Indonesia sebagai poros maritim dunia!
Kebetulan ini November, musim angin barat akhir Desember hingga Januari sudah dekat. Selamat antre sepanjang zaman menanti badai Selat Sunda reda, sopir truk tersayang! ***
0 komentar:
Posting Komentar