DIREKTUR Perum Bulog Lely Pelitasari mengakui beras untuk keluarga miskin (raskin) sudah tidak higienis dibanding beras premium. Dalam hal ini, raskin yang disimpan di gudang Bulog sebagai cadangan sudah berkutu.
"Artinya, itu stok lama yang memang banyak kita tahu. Simpan beras sekarung, di tanah saja sebulan sudah kutuan," ujar Lely. "Komitmen kami memperbaiki kualitas. Insya Allah tahun ini lebih baik.” (Kompas.com, 2/6)
Menurut Lely, Bulog saat ini masih punya stok sisa 2014 sekitar 300 ribu ton, diperkirakan habis dalam satu bulan setengah ke depan. Agustus sudah bisa menggunakan stok 2015.
Jadi pasokan raskin sudah jauh lebih baik. Janji komitmen untuk memperbaiki kualitas raskin itu yang dipegang masyarakat, terutama konsumen raskin. Dengan komitmen itu, berarti Bulog tidak lagi berlindung di balik alasan sekadar logis, diletakkan dalam karung sebulan saja beras berkutu—tapi dengan upaya yang cukup Bulog mencegah muncul dan berbiaknya kutu dalam gudang berasnya.
Sebagai BUMN andalan bangsa, seyogianya secara teknis Bulog tak ada masalah menjalankan fungsinya menghimpun dan menjaga stok beras nasional tetap higienis sehingga tidak setiap konsumen raskin hanya bisa pasrah menerima raskin yang kualitasnya jauh di bawah standar. Dengan komitmen itu pula, Bulog tidak malah cari untung dengan bermain kualitas raskin seperti pernah terjadi di Lampung, hingga kasusnya sampai ditangani pihak berwajib untuk memastikan apakah itu kebijakan Bulog secara nasional atau hanya akal-akalan oknum.
Yakni, sengaja mendatangkan beras buruk dari Jawa Tengah ke Lampung, lalu beras buruk itu dioplos untuk raskin sedang beras yang baik sebanyak beras buruk yang didatangkan itu dijual sebagai beras standar. Tindakan seperti itu merendahkan masyarakat miskin konsumen raskin, yang dianggap cukup makan oplosan beras buruk! Atas komitmen meningkatkan kualitas raskin itu, diyakini manajemen Bulog sekarang akan lebih baik dari sebelumnya.
Artinya, kualitas manajemen Bulog tecermin pada kualitas raskin. Jika kualitas raskin yang diterima konsumen lebih baik, berarti manajemen Bulog sekarang juga lebih baik. Lebih jauh lagi, kualitas raskin yang diterima rakyat juga mencerminkan sejauh mana pemerintahan yang menugasi Bulog menghargai hak-hak rakyat untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Adalah bohong besar suatu pemerintahan berorientasi kepentingan rakyat, kalau buktinya cuma bisa membagikan beras busuk kepada rakyat! ***
Jadi pasokan raskin sudah jauh lebih baik. Janji komitmen untuk memperbaiki kualitas raskin itu yang dipegang masyarakat, terutama konsumen raskin. Dengan komitmen itu, berarti Bulog tidak lagi berlindung di balik alasan sekadar logis, diletakkan dalam karung sebulan saja beras berkutu—tapi dengan upaya yang cukup Bulog mencegah muncul dan berbiaknya kutu dalam gudang berasnya.
Sebagai BUMN andalan bangsa, seyogianya secara teknis Bulog tak ada masalah menjalankan fungsinya menghimpun dan menjaga stok beras nasional tetap higienis sehingga tidak setiap konsumen raskin hanya bisa pasrah menerima raskin yang kualitasnya jauh di bawah standar. Dengan komitmen itu pula, Bulog tidak malah cari untung dengan bermain kualitas raskin seperti pernah terjadi di Lampung, hingga kasusnya sampai ditangani pihak berwajib untuk memastikan apakah itu kebijakan Bulog secara nasional atau hanya akal-akalan oknum.
Yakni, sengaja mendatangkan beras buruk dari Jawa Tengah ke Lampung, lalu beras buruk itu dioplos untuk raskin sedang beras yang baik sebanyak beras buruk yang didatangkan itu dijual sebagai beras standar. Tindakan seperti itu merendahkan masyarakat miskin konsumen raskin, yang dianggap cukup makan oplosan beras buruk! Atas komitmen meningkatkan kualitas raskin itu, diyakini manajemen Bulog sekarang akan lebih baik dari sebelumnya.
Artinya, kualitas manajemen Bulog tecermin pada kualitas raskin. Jika kualitas raskin yang diterima konsumen lebih baik, berarti manajemen Bulog sekarang juga lebih baik. Lebih jauh lagi, kualitas raskin yang diterima rakyat juga mencerminkan sejauh mana pemerintahan yang menugasi Bulog menghargai hak-hak rakyat untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Adalah bohong besar suatu pemerintahan berorientasi kepentingan rakyat, kalau buktinya cuma bisa membagikan beras busuk kepada rakyat! ***
0 komentar:
Posting Komentar