EMPAT hari setelah terpilih kembali untuk periode kelima sebagai Presiden FIFA—otoritas sepak bola dunia—Selasa (2/6) Sepp Blatter mengundurkan diri dari jabatan tersebut.
Ia umumkan pengunduran dirinya di markas FIFA, Zurich, Swiss, dengan menegaskan ia masih akan menjalankan tugas kepresidenan FIFA sampai Kongres Luar Biasa FIFA antara Desember 2015 sampai Maret 2016 untuk melakukan reformasi struktural yang mendalam di tubuh FIFA.
Agaknya, masalah struktural inilah yang menjadi biang korupsi dalam organisasi itu di mata Blatter.
Masalah struktural dimaksud selain terlalu besarnya jumlah anggota Komite Eksekutif, juga dipilih oleh konfederasi, sehingga di luar kendali FIFA. Tapi, tindakan-tindakan mereka menjadi tanggung jawab FIFA: terbukti kebobolan sejumlah kasus yang menghebohkan dunia itu. Dalam reformasi struktural itu Blatter akan memangkas jumlah anggota Komite Eksekutif dan menyeleksi integritasnya lewat mekamisme kongres FIFA.
Itu tersimpul dalam surat pengunduran dirinya. "Komite Eksekutif beranggotakan konfederasi-konfederasi yang dalam hal ini kami tak punya kontrol, tapi tindakan mereka merupakan tanggung jawab FIFA," tegas Blatter. "Kami perlu perubahan struktural secara mendasar. Ukuran Komite Eksekutif FIFA perlu dikurangi dan anggotanya harus dipilih melalui Kongres FIFA.
Pemeriksaan integritas bagi semua anggota Komisi Eksekutif harus diorganisasikan melslui FIFA dan bukan melalui konfederasi-konfederasi." (Kompas.com, 3/6) FIFA beranggotakan 209 federasi—organisasi pengelola sepak bola nasional sejenis PSSI di setiap negara—dengan anggota Komite Eksekutif (sekarang) sebanyak 24 orang. Dengan jelas menyebut langkah tersebut selama ini selalu dihalangi, kali ini (lewat pengunduran dirinya) Blatter justru yakin ia akan berhasil.
"Saya tak akan sendiri melakukan ini," ujarnya. "Saya telah meminta Domenico Scala untuk mengintroduksi, mengawasi, dan mengimplementasi tindakan-tindakan ini. Scala adalah Chairman Independen Komite Audit dan Pematuhan yang dipilih Kongres FIFA."
Kenapa justru setelah pengunduran dirinya Blatter yakin berhasil melakukan perubahan? Karena tak ada lagi risiko atau sanksi yang bisa nenjerat dirinya, yang bisa diancamkan—dengan sanksi terberat dilengserkan—jika ia masih dalam posisi normal di jabatan kepresidenannya! Demikianlah langkah luar biasa Blatter demi mewujudkan FIFA yang lebih baik—seperti ia tegaskan dalam surat pengunduran dirinya! ***
Masalah struktural dimaksud selain terlalu besarnya jumlah anggota Komite Eksekutif, juga dipilih oleh konfederasi, sehingga di luar kendali FIFA. Tapi, tindakan-tindakan mereka menjadi tanggung jawab FIFA: terbukti kebobolan sejumlah kasus yang menghebohkan dunia itu. Dalam reformasi struktural itu Blatter akan memangkas jumlah anggota Komite Eksekutif dan menyeleksi integritasnya lewat mekamisme kongres FIFA.
Itu tersimpul dalam surat pengunduran dirinya. "Komite Eksekutif beranggotakan konfederasi-konfederasi yang dalam hal ini kami tak punya kontrol, tapi tindakan mereka merupakan tanggung jawab FIFA," tegas Blatter. "Kami perlu perubahan struktural secara mendasar. Ukuran Komite Eksekutif FIFA perlu dikurangi dan anggotanya harus dipilih melalui Kongres FIFA.
Pemeriksaan integritas bagi semua anggota Komisi Eksekutif harus diorganisasikan melslui FIFA dan bukan melalui konfederasi-konfederasi." (Kompas.com, 3/6) FIFA beranggotakan 209 federasi—organisasi pengelola sepak bola nasional sejenis PSSI di setiap negara—dengan anggota Komite Eksekutif (sekarang) sebanyak 24 orang. Dengan jelas menyebut langkah tersebut selama ini selalu dihalangi, kali ini (lewat pengunduran dirinya) Blatter justru yakin ia akan berhasil.
"Saya tak akan sendiri melakukan ini," ujarnya. "Saya telah meminta Domenico Scala untuk mengintroduksi, mengawasi, dan mengimplementasi tindakan-tindakan ini. Scala adalah Chairman Independen Komite Audit dan Pematuhan yang dipilih Kongres FIFA."
Kenapa justru setelah pengunduran dirinya Blatter yakin berhasil melakukan perubahan? Karena tak ada lagi risiko atau sanksi yang bisa nenjerat dirinya, yang bisa diancamkan—dengan sanksi terberat dilengserkan—jika ia masih dalam posisi normal di jabatan kepresidenannya! Demikianlah langkah luar biasa Blatter demi mewujudkan FIFA yang lebih baik—seperti ia tegaskan dalam surat pengunduran dirinya! ***
0 komentar:
Posting Komentar