Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Polri Belum Buat LP Mafia Bola!

KEMUNGKINAN semakin besar bahwa tuduhan terhadap Timnas U-23 SEA Games 2015 terlibat pengaturan skor (match fixing) hanya kontra isu mengalihkan perhatian publik dari kegagalan penguasa membina olahraga hingga terpuruk di posisi lima pengumpulan medali SEA Games 2015.

Itu terlihat dari pernyataan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti bahwa hingga Jumat (19/6) Mabes Polri belum membuat laporan polisi (LP) terkait pengaturan skor, baik untuk pertandingan ISL 2000 hingga 2005 maupun laga timnas Indonesia di SEA Games. Menurut Kapolri, tim advokasi #IndinesiaVSMafiabola baru menginformasikan tanpa membawa bukti.

 (Kompas.com, 22/6) Tuduhan pengaturan skor pada atlet belia Timnas Indonesia U-23 itu hanya kontra isu mengalihkan perhatian publik semakin kuat, karena tuduhan itu dilontarkan pada Rabu (17/6), bertepatan dengan hari kontingen SEA Games Indonesia kembali dari Singapura. Jadi, pada hari itu para atlet yang baru kembali dari membela nama bangsa itu di bandara justru disambut kontra isu yang menyudutkan mereka, bukan upacara penghormatan seperti lazimnya.

 Keluhan atas perlakuan buruk itu dinyatakan kiper timnas asal Bandung, Muhammad Natshir. Menurut dia, para pemain telah bekerja keras juga sudah meluangkan waktu jauh dari keluarga untuk berjuang membela negara, tapi pulang dituduh macam-macam. "Kenapa sih sampai tega ada yang seperti itu? Buktikan kalau memang ada dan jangan setengah-setengah." Ia yakin 100 persen tak ada pengaturan skor itu.

 Menurut Natshir, mereka tahu adanya tuduhan itu ketika tiba di bandara karena pelatih timnas Aji Santoso dikerubuti wartawan mengonfirmasi. Kepada para wartawan, Aji Santoso menjamin 1.000 persen tak ada pengaturan skor seperti dituduhkan. Menurut Aji, kekalahan Timnas Indonesia lebih pada soal teknis. "Timnas Indonesia hanya bersiap 20 hari, sedang Thailand enam bulan latihan di Australia," ujar Aji. Untuk itu, karena atlet timnas U-23 telanjur dinista, Polri sebaiknya memanggil pengadu agar menyerahkan bukti-bukti timnas melakukan match fixing.

 Kalau kelak terbukti tuduhan mereka palsu, pemerintah harus menggugat balik atas tuduhan palsu itu. Sebab, akibat tuduhan palsu itu pemerintah ternista dianggap telah bertindak keji melontarkan tuduhan pengaturan skor pada timnas U-23 untuk mengalihkan isu jebloknya prestasi kontingen Indonesia yang menjadi tanggung jawab penguasa! Kalau pemerintah tak menggugat balik, dugaan bisa semakin kuat pemerintah berada di balik tuduhan keji itu! ***

0 komentar: