LEBIH 250 kapal nelayan pantai utara Jawa Barat dirompak di perairan Lampung dalam tiga bulan terakhir. Asisten Ketua Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Kabupaten Cirebon Muhammad Rosyidi menyatakan kapal nelayan asal Karawang yang banyak jadi korban perompakan, sisanya kapal dari Cirebon dan Tegal (Lampost.co, 20/8/2016).
"Bisa dibilang 10 kapal yang melaut, sembilan di antaranya menjadi korban perompakan," ujar Rosyidi. Ratusan nelayan dari wilayah Cirebon, Karawang, dan Tegal, menurut dia, Selasa (23/8/2016), akan mendatangi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta untuk melaporkan maraknya perompakan tersebut.
Menurut nelayan Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu, Cirebon, perompakan itu dialami para pencari rajungan. Perompak pakai speedboat mendekati perahu nelayan dengan modus mau membeli kepiting.
Tapi, setelah masuk perahu menodongkan benda mirip pistol mengambil tiga sampai empat fiber (kontainer) berisi rajungan antara 50 kg dan 100 kg. Harga rajungan sekitar Rp30 ribu/kg. Perompakan ini marak sejak menjelang Lebaran lalu (Cirebontrust.com, 22/7/2016).
Namun, perompakan ini bukan cuma terhadap nelayan asal Pantura Jabar. Nelayan Bangka Belitung (Babel) juga jadi korban. Nelayan pencari rajungan dari Sadai dan Toboali (Bangka Selatan), korban perompakan telah melapor ke keamanan laut setempat.
Danlanal Babel Kolonel Laur (P) Teguh Gunawan mengatakan sudah menerima laporan itu. Menurut Danlanal, kriminalitas di laut itu terjadi di Perairan Tanjung Menjangan, perbatasan tiga provinsi, Babel, Sumsel, dan Lampung. Dalam perompakan di Tanjung Menjangan, Sabtu lalu, pelaku mengambil GPS, 5 jeriken solar, dan 6 fiber kepiting (Bangkapos.com, 15/8/2016).
Dengan nelayan lintas provinsi jadi korban di kawasan lintas provinsi, ini kejahatan berskala nasional. Untuk menghabisinya, selain ketiga provinsi mengatasi wilayah masing-masing, perlu diperkuat dengan operasi gabungan untuk memburu para pelaku.
Operasi gabungan pasukan buru sergap dengan speedboat berkecepatan tinggi dan heli itu jadi penentu pembersihan perompak di kawasan laut tersebut. Kasus ini hanya pengulangan kejahatan serupa dekade sebelumnya.
Pelakunya berasal dari luar tiga provinsi tersebut. Seperti perompak yang beraksi di kawasan Labuhanmeringgai dan Kualapenet, Lampung Timur, saat diringkus terbukti komplotan berasal dari Jambi (Liputan6.com, 10/5/2002). Jadi, perairan Lampung cuma kebagian nama buruk sebagai lokasi perompak beraksi. ***
Menurut nelayan Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu, Cirebon, perompakan itu dialami para pencari rajungan. Perompak pakai speedboat mendekati perahu nelayan dengan modus mau membeli kepiting.
Tapi, setelah masuk perahu menodongkan benda mirip pistol mengambil tiga sampai empat fiber (kontainer) berisi rajungan antara 50 kg dan 100 kg. Harga rajungan sekitar Rp30 ribu/kg. Perompakan ini marak sejak menjelang Lebaran lalu (Cirebontrust.com, 22/7/2016).
Namun, perompakan ini bukan cuma terhadap nelayan asal Pantura Jabar. Nelayan Bangka Belitung (Babel) juga jadi korban. Nelayan pencari rajungan dari Sadai dan Toboali (Bangka Selatan), korban perompakan telah melapor ke keamanan laut setempat.
Danlanal Babel Kolonel Laur (P) Teguh Gunawan mengatakan sudah menerima laporan itu. Menurut Danlanal, kriminalitas di laut itu terjadi di Perairan Tanjung Menjangan, perbatasan tiga provinsi, Babel, Sumsel, dan Lampung. Dalam perompakan di Tanjung Menjangan, Sabtu lalu, pelaku mengambil GPS, 5 jeriken solar, dan 6 fiber kepiting (Bangkapos.com, 15/8/2016).
Dengan nelayan lintas provinsi jadi korban di kawasan lintas provinsi, ini kejahatan berskala nasional. Untuk menghabisinya, selain ketiga provinsi mengatasi wilayah masing-masing, perlu diperkuat dengan operasi gabungan untuk memburu para pelaku.
Operasi gabungan pasukan buru sergap dengan speedboat berkecepatan tinggi dan heli itu jadi penentu pembersihan perompak di kawasan laut tersebut. Kasus ini hanya pengulangan kejahatan serupa dekade sebelumnya.
Pelakunya berasal dari luar tiga provinsi tersebut. Seperti perompak yang beraksi di kawasan Labuhanmeringgai dan Kualapenet, Lampung Timur, saat diringkus terbukti komplotan berasal dari Jambi (Liputan6.com, 10/5/2002). Jadi, perairan Lampung cuma kebagian nama buruk sebagai lokasi perompak beraksi. ***
0 komentar:
Posting Komentar