Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Tidak Ada Lagi Alasan buat Yellen!

AKHIRNYA tak ada lagi alasan buat Janet Yellen, Gubernur The Federal Reserve (The Fed) untuk menunda kenaikan suku bunga acuan, yang diundur sejak kenaikan menjadi 50 basis poin Desember 2015. Itu terjadi Jumat (26/8/2016) saat ia pidato memberi isyarat akan menaikkan Fed Fund Rate.
"The Federal Open Market Committee (FOMC) terus mengantisipasi bahwa kenaikan Fed Fund Rate secara gradual akan sesuai dilakukan untuk mencapai dan melanjutkan serapan tenaga kerja dan inflasi sesuai dengan tujuan kami," ujar Yellen dalam pidato bertema The Federal Reserve's Monetary Policy Toolkit: Past, Present, and Future. (Kompas.com, 27/8/2016)
Menurut Yellen, sejalan dengan kinerja yang terus solid pada pasar tenaga kerja dan outlook kegiatan ekonomi dan inflasi The Fed, ia yakin wacana dan pandangan akan peningkatan Fed Fund Rate makin menguat dalam beberapa bulan terakhir.
Aktivitas ekonomi AS terus terekspansi, didorong pertumbuhan yang solid dalam konsumsi rumah tangga, jelas Yellen. Akan tetapi, investasi bisnis masih lemah, permintaan luar negeri yang stagnan, dan penguatan dolar AS sejak 2014 terus menekan ekspor.
Meski pertumbuhan ekonomi belum terlalu kencang, lanjutnya, pasar tenaga kerja mulai menunjukkan perbaikan. Meski naik turun secara bulanan, dalam tiga bulan terakhir rata-rata serapan tenaga kerja mencapai 190 ribu per bulan. Inflasi juga terus di bawah sasaran FOMC, yakni 2%.
Keputusan untuk Fed Fund Rate akan diambil pada rapat FOMC 20-21 September 2016. "Tentu, keputusan kami selalu bergantung pada tingkat bagaimana data yang selanjutnya terus mengonfirmasi outlook FOMC," tutur Yellen.
Usai pidato Yellen itu pasar saham AS tercatat mengalami penurunan terbesar secara mingguan sejak keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Namun reaksi pasar saham Asia masih harus dilihat Senin ini, karena pidato Yellen itu Sabtu dini hari di Asia.
Sedang pengaruhnya secara umum terhadap perekonomian Indonesia, seperti halnya saat penaikan Fed Fund Rate Desember 2015, tidak siginifikan.
Apalagi kini, sistem keuangan Indonesia sudah tertata lebih baik, suku bunga acuan BI diganti 7 Day Repo Rate, lebih realistis, minggu terakhir pada 5,25%. Sehingga, bunga kredit akan terus turun memacu perekonomian dan beban dana pihak ketiga tidak terlalu berat dipikul bank. Juga, sepanjang 2016 dana asing banjir masuk Indonesia, memperkuat kurs rupiah dan IHSG yang mencapai di atas 5.400.
Silahkan naik Fed Fun Rate, Indonesia rapopo. ***

0 komentar: