Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Belajar dari Cile, Pemimpin Berjiwa Kemanusiaan!


"KEHARUAN menyekap dunia mengiringi sukses penyelamatan 33 petambang yang terjebak di kedalaman 700 meter di bawah permukaan tanah selama 69 hari di Cile!" ujar Umar.

"Salut mengalir dari segala penjuru ke Presiden Sebastian Pinera, yang sejak awal bertekad menolong warganya yang terkurung tambang runtuh itu dengan segala usaha yang bisa dilakukan manusia!"

"Ia koordinasikan semua usaha, dari memastikan para petambang masih hidup, mengirim pangan dan obat, hingga operasi penyelamatan yang dramatis itu, dengan hari demi hari dan tahap demi tahap ia dan istri selalu hadir di lokasi!" sambut Amir. "Sikap tanggung jawabnya terhadap keselamatan jiwa warganya yang seserius itu membuat rakyat negeri-negeri lain ikut hanyut dalam rasa bangga telah mendapatkan seorang pemimpin yang didambakan—paling tidak sebagai penawar rasa kecewa dari pemimpin negerinya! Betapa, dengan adanya 'contoh hidup' pemimpin ideal sebagai pembanding pemimpin negerinya, rakyat bisa mendapat jawaban sebab-akibat penderitaannya!"


"Uniknya, Pinera juga sebenarnya masih dikelilingi menteri seperti di 'negeri lain'!" tegas Umar. "Setelah tambang runtuh 5 Agustus dan 6 Agustus Pinera bertekad menolong petambang yang terkurung, 12 Agustus Menteri Pertambangan Laurence Golborne mengatakan tipis harapan menemukan para petambang itu hidup-hidup! Kalau presiden lain mendengar itu cepat memakai logikanya, orang tertimbun tanah longsor satu meter saja tewas, apalagi di perut bumi sedalam 700 meter! Tapi Pinera justru memerintahkan untuk meneruskan pembuatan tiga terowongan secara simultan menjangkau lokasi penambang! Terbukti, di hari ke-17 (22 Agustus) lewat salah satu terowongan didapat kepastian 33 petambang masih hidup!"

"Maka itu, untuk menghargai jiwa warga, tak peduli berapa orang, seberapa dalam terjebak di bawah tanah, Pinera memberi pelajaran kepada para pemimpin!" timpal Amir. "Konon lagi nasib korban bencana di permukaan tanah, bukan apa penyebab dan siapa yang harus bertanggung jawab didahulukan, melainkan pertolongan kepada para korban yang harus disegerakan—tanpa mencari bandingan bencana dahsyat lainnya, kalau kurang dahsyat tak diprioritaskan!"

"Terakhir soal biaya penyelamatan, tak membatasi harga nyawa manusia!" tegas Umar.

"Pinera menyelamatkan 33 petambang dengan biaya sekitar Rp19 miliar! Bukan besar anggaran yang dilihat dunia, melainkan segala usaha yang bisa dilakukan manusia demi kemanusiaan itu!" ***

0 komentar: