Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Era Kaum Muda yang Berkuasa! (2)


"KAUM muda, di Indonesia lazim disebut pemuda sebagai label yang memberi aksentuasi karakter historis revolusioner (pelopor perubahan cepat), gagah berani dan pantang menyerah!" ujar Umar. "Sedang kaum tua jadi pasangan hitam-putihnya, dikesankan berkarakter konservatif (enggan perubahan) dan reaksioner—amat cepat bereaksi pada segala hal yang mengusik kemapanan dan keasyikannya menikmati kekuasaan! Dalam konteks terminologi sedemikian bisa dibayangkan trennya ketika kaum muda yang berkuasa!"

"Tren itu tercermin dalam pengelolaan APBD!" sambut Amir. "Di bawah pimpinan tokoh muda Bambang Kurniawan di Kabupaten Tanggamus, misalnya, kendala keterbatasan anggaran untuk melakukan perubahan cepat diatasi dengan vivere veri coloso anggaran defisit yang bahkan jauh lebih besar dari PAD murni tahunan! Asumsinya, dengan proyek, program, dan investasi dari defisit itu akan dihasilkan pertumbuhan yang pada waktunya bisa mengimbal pendapatan daerah untuk membayar kembali defisit sebelumnya!"


"Itu betul-betul langkah revolusioner!" sela Umar.
"Sebaliknya di Lampung Tengah, ketika Mudiyanto yang cenderung konservatif jadi bupati pengganti antarwaktu, prioritasnya justru menutup lunas defisit APBD yang dibuat bupati pendahulunya!" lanjut Amir. "Sehingga, hanya dalam dua semester anggaran antartahun, defisit sebesar Rp191 miliar lunas dibuatnya! Intinya, tanpa defisit kekuasaan berjalan lebih tenang, hingga terasa mapan!"

"Kepala daerah dari kaum tua memang lebih cenderung untuk hanya mengutak-atik angka anggaran yang ada agar cukup dan semua baik-baik saja, tanpa kecuali untuk berusaha hemat dalam kondisi pas-pasan sehingga bangga ketika akhir tahun punya sisa anggaran!" tukas Umar. "Ironisnya, dengan itu orientasi terpentingnya asal pemerintahan bisa tetap berjalan, sedang kenyataan usaha pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat kurang efektif tak sedikit pun membuat dirinya merasa gusar!"

"Akibatnya, rakyat dibiarkan sendirian bergulat mengatasi kesulitan dengan infrastruktur fisik dan kelembagaan yang kian hancur!" timpal Amir. "Dihadapkan pada kecenderungan penguasa dari kaum tua yang sedemikian, kehadiran kaum muda yang bersikap lebih progresif properubahan cepat jelas memberi harapan! Masalahnya, mampukah para muda yang berkuasa di Lampung sekarang mengaktualkan karakter historis pemuda yang revolusioner itu?"

"Lebih penting soal kemauan!" tegas Umar. "Di mana ada kemauan, di situ ada jalan!"


0 komentar: