Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Kala Politikus Tak Dipercaya!


BUS rombongan politikus pusat sekembali dari meninjau pembangkit listrik tenaga panas bumi di lereng gunung api tergelincir ke jurang! Hari berikutnya kecelakaan itu baru dikhawatirkan karena rombongan malamnya tak masuk hotel dan tidak menghubungi keluarga. Heli tim SAR yang terbang menyusuri rute bus menemukan bus dalam jurang. Tapi saat tim SAR turun terkejut, di samping bus ada kuburan baru sejumlah politikus dalam rombongan! Tim hanya menemukan seorang warga merapikan timbunan tanah di atas kuburan. "Itu kuburan siapa?" tanya komandan Tim SAR.

"Semua korban!" jawab warga. "Kejadiannya kemarin sebelum zuhur, adat sini mengharuskan jenazah dimakamkan sebelum magrib! Soalnya, kalau malam tak dikubur, mayat dilalap macan!" "Apa semua korban tewas?" tanya komandan. "Ada juga yang saat mau dikubur mengaku belum mati!" jawab warga. "Tapi Bapak juga kan maklum, ucapan politikus tak bisa dipercaya!" "Siapa bilang mereka politikus?" kejar komandan. 

"Sopir busnya!" tegas warga. "Dia satu-satunya korban yang sempat meloncat keluar dari bus, meskipun patah kaki jiwanya selamat!" "Bagaimana kalian bisa menyimpulkan ucapan politikus tak bisa dipercaya?" tanya komandan. 

"Pengalaman lintas generasi, dari pemilu ke pemilu, dari pilkada ke pilkada, janji membangun jalan tembus dan jembatan ke desa kami yang terpencil tak pernah terwujud!" jelas warga. "Ah, Bapak ini sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya juga! Di televisi pekan lalu diberitakan hasil jajak pendapat Lingkar Survei Indonesia (LSI) bahwa kepercayaan rakyat pada politikus tinggal 23,4%, atau dari setiap empat orang cuma satu yang masih percaya—itu pun tak bulat 25%! Itu rakyat biasa! Sedang di kalangan mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi, cuma 18%!" "Kalian simak berita seperti itu?" entak komandan. 

"Aku saja tak tertarik mengikutinya!" "Karena Bapak bukan korban janji palsu politikus turun-menurun!" tukas warga. "Betapa pun juga, kancil seenaknya melupakan jerat, namun jerat tak akan pernah melupakan kancil!" "Sampai begitu geramnya kalian kepada politikus, ya?" timpal komandan. "Untung kalau datang politikus selalu bawa buah tangan, paket sembako, sarung, dan sejenisnya!" tegas warga. "Kami yang memang butuh semua itu, jadi lupa pada janji-janji palsu terdahulu dan menelan lagi janji-janji barunya dengan penuh kesadaran bahwa itu janji palsu yang tak bisa dipercaya juga!" ***

0 komentar: