Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Persaingan Ketat Penjahit Kota Baru!


KAWASAN bisnis kota baru diatur penempatannya dengan blok-blok sesuai spesialisasi usaha! Bisnis bahan pangan di satu blok, lalu blok elektronik, blok sandang, dan lainnya!" ujar Umar. "Penjahit di blok sandang, terkumpul di satu jalan khusus!" "Itu penyebab persaingan ketat terjadi pada para penjahit kota baru!" timpal Amir. "Penjahit yang pertama mengisi toko menulis di plang nama ‘Penjahit Terbaik Kota Ini!’ Penjahit kedua tak mau kalah, 'Penjahit Terbaik Provinsi!' Penjahit ketiga mengatasinya, ‘Penjahit Terbaik Nasional! Disusul berikutnya, 'Penjahit Terbaik Internasonal!’"

"Tapi penjahit terakhir tak habis kamus!" tegas Umar. "Ia pakai pandangan Naisbitt 'Think globally, act locally'—berpikir mendunia bertindak sesuai kondisi lokal—maka ia tulis di papan nama, 'Penjahit Terbaik Di Jalan Ini!' Jadi, justru dengan sikap rendah hati selling point-nya unggul!" "Tapi semua itu nyata bohong semua! Termasuk yang mengaku terbaik di jalan itu, belum tentu itu merupakan kebenaran!" timpal Amir. "Cuma dari mana penyebab kalangan pengusaha yang hidup lewat usaha halal dan baik seperti penjahit itu jadi enteng bersaing kebohongan?" 

"Sumber kebohongan menjadi hal biasa dalam kehidupan sehari-hari bangsa justru retorika penguasa!" tukas Umar. "Itu setidaknya seperti ditudingkan oleh tokoh-tokoh lintas agama! Lebih buruk lagi, seperti dikemukakan para politisi, di antaranya Eva Kesuma Sundari dari PDIP (Kompas, 27-10), berbohong bahkan sudah menjadi bagian strategi pemerintah! Artinya, rakyat kita memang sudah terbenam dalam kebohongan hingga menjadi bagian hidup sehari-hari mereka!" 

"Kebohongan sebagai bagian strategi juga terjadi dalam dunia bisnis, gambaran hipotesisnya pada penjahit kota baru itu mencerminkan lemahnya etika bisnis!" timpal Amir. "Persaingan tak sehat justru dipraktekkan si kuat pada si lemah, tampak pada kiprah jaringan pasar modern terhadap pasar dan pedagang tradisional! Tapi itu juga cuma bagian dari lemahnya etika nyaris dalam semua segi kehidupan warga bangsa, dari praktek pemerintahan, di pasar, sampai jalan raya!" 

"Maka itu, wajar tokoh lintas agama prihatin atas kondisi bangsa!" tegas Umar. "Tapi jelas sia-sia berharap pemerintah—yang justru menjadikan kebohongan bagian dari strategi—sebagai pelopor penegakan kembali etika! Masalah etika itu hanya bisa diatasi oleh setiap orang dengan menjauhi cara tak etis dalam tindakannya, lalu menjauhkan diri dari keterkaitan atau keterlibatan pada hal-hal yang dilakukan orang secara tidak etis! Intinya, amalkan amar makruf nahi mungkar!" ***

1 komentar:

12 Agustus 2020 pukul 09.35 Rohimat Tailor mengatakan...

Kami menerima jasa penjahit borongan jogja, panjahit almamater jogja, penjahit seragam sekolah dengan tenaga kerja professional. Pelayanan ramah dan jahitan rapi .