"ADA kejutan!" ujar Umar. "Oedin—panggilan akrab Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P.—Senin (24-10) berangkulan dengan Ical—Aburizal Bakrie! Padahal selama ini ada kesan, hubungan kedua tokoh kurang harmonis!"
"Berangkulan sejauh mana?" timpal Amir.
"Berangkulan betulan secara fisik, diperkuat lagi berangkulan hati yang dikukuhkan dalam ikatan keluarga lewat upacara adat!" tegas Umar. "Fakta berangkulan Oedin dengan Ical ini jelas punya arti penting dalam kehidupan politik Lampung!"
"Tentu!" timpal Amir. "Soalnya, Ical Ketua Umum Partai Golkar, partai yang dalam konflik Pilgub Lampung 2003-2007 merupakan pelopor SK 15 DPRD yang tak mengakui Oedin sebagai gubernur! Artinya, dengan berangkulannya Oedin dan Ical bisa dikatakan konflik masa lalu dianggap tinggal sebagai dinamika politik masa lampau yang layak dilupakan—seperti kata peribahasa, biduk lalu kiambang bertatut! Dengan begitu benih-benih konflik antara Golkar (di bawah Ical) dan Oedin baik sebagai pribadi maupun gubernur atau juga selaku Ketua PDI Perjuangan Provinsi Lampung berhasil diselesaikan secara kekeluargaan!"
"Konflik politik berhasil diselesaikan secara kekeluargaan, demi lebih nyamannya langkah bersama mencapai tujuan politik ke depan!" tukas Umar. "Ke depan dimaksud, wajar kalau Oedin sebagai gubernur berusaha mewujudkan kondisi politik yang benar-benar kondusif buat warganya, tanpa setiap kali dicemaskan oleh terulangnya konflik yang menelantarkan kepentingan rakyat! Sedang Ical, yang sedang menyiapkan diri maju sebagai calon dalam Pemilu Presiden 2014, seharusnya merangkul dukungan semua pihak dalam masyarakat! Semakin luas dan besar perangkulan yang dilakukan, semakin besar pula peluangnya memenangkan pemilu presiden!"
"Bagi rakyat kebanyakan, berangkulannya dua tokoh dominan yang bisa menurunkan potensi konflik di daerahnya, jelas dianggap positif dan disambut baik!" sambut Amir. "Konon lagi tokoh yang berangkulan dengan Gubernur itu Ical, yang sudah sejak jauh hari santer berhembus kabar akan membangun pabrik baja di kawasan Bakauheni, atau jalan tol Bakau—Tegineneng, tapi semua kabar angin itu menguap!
Demikian pula proyek Kalianda Resort yang diberi tanah oleh rakyat (lewat pembebasan) cukup luas, yang dibangun di kawasan itu jadinya jauh dari yang diharapkan—suatu kawasan pariwisata spektakuler—kelas dunia! Maksudnya, dengan terjalinnya hubungan baik Ical-Oedin, semua gagasan proyek Ical di Lampung bukan cuma kabar angin lagi!" ***
0 komentar:
Posting Komentar