TIGA siswa SMA yang terlambat tak bisa masuk, gerbang sekolah sudah ditutup Satpam. Ketiganya bersepakat di balik pohon, mereka terlambat karena angkot yang mereka naiki bannya kempes! Saat alasan itu disampaikan, komandan Satpam sendiri yang membuka gerbang. “Tapi harus saya cek dulu kebenaran alasan kalian!” tegas Satpam.
“Bagaimana mengeceknya, angkotnya sudah jalan dan menurunkan kami di depan tadi!” kilah siswa.
“Mudah mengeceknya!” jawab Satpam. Ia ambil tiga lembar kertas
dari laci, dibagikan ke tiga siswa. “Satu siswa dalam pos, satu di
dinding kiri luar dan satu dinding kanan pos Satpam! Tulis di kertas
masing-masing, ban angkot sebelah mana tadi yang kempes!”
Setelah membaca semua kertas, ketiga siswa ia bawa ke kepala
sekolah. “Sudah saya cek, alasan terlambat benar, aksidental!”
lapor Satpam.
“Antarkan ke kelas!” perintah kepala sekolah.
Waktu istirahat ketiga siswa mojok. “Untung kita tulis ban
yang sama!” ujar satu dari mereka. “Padahal aku asal tulis, kiri
belakang!”
“Lo, aku tulis kanan belakang!” timpal yang lain.
“Aku malah kiri depan!” tegas siswa ketiga. “Berarti, Pak Satpam
sengaja menyelamatkan kita! Ayo kita ucapkan terima kasih
padanya!”
Usai disalam cium tangan oleh ketiga siswa, sang Satpam
mengatakan alasan menolong mereka. “Begitu kubaca ketiga
jawaban kalian berbeda langsung membuatku yakin, kalian calon
pejabat publik!” jelas Satpam. “itu seperti pertemuan tiga pejabat
publik, Nazaruddin bendahara partai berkuasa yang anggota
DPR, wasekjen partai itu yang anggota DPR, dan Chandra-M.
Hamzah wakil ketua KPK, semua mengaku pernah bertemu tapi isi
pertemuannya berbeda, mirip beda jawaban ban angkot sebelah
mana yang kempes!”
“Pak Satpam terbalik!” tukas siswa. “Bukan kami yang mirip
pejabat publik, tapi para pejabat publik itu yang seperti siswa pembolos!
Seperti telepon penonton menanggapi berita pada acara
Suara Anda di Metro TV (13-10), pejabat publik termasuk menterimenteri
yang akan diganti banyak yang kekanak-kanakan!”
“Sikap kekanak-kanakan itu menonjol sewaktu pimpinan Badan
Anggaran DPR ngambek tak mau membahas RAPBN 2012 dan
mengembalikan tugas itu pada pimpinan DPR, karena mereka
sewot dipanggil KPK!” timpal siswa kedua. “Atau malah ada anggota
DPR yang mau membubarkan KPK akibat pemanggilan anggota
DPR oleh KPK itu!”
“Begitulah!” tegas Satpam. “Maka kuamankan, sebab kusadari
tingkah kalian sah sebagai pewaris perilaku konyol pejabat publik
negeri ini!” ***
0 komentar:
Posting Komentar