Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Siswa SMA Calon Pejabat Publik!

TIGA siswa SMA yang terlambat tak bisa masuk, gerbang sekolah sudah ditutup Satpam. Ketiganya bersepakat di balik pohon, mereka terlambat karena angkot yang mereka naiki bannya kempes! Saat alasan itu disampaikan, komandan Satpam sendiri yang membuka gerbang. “Tapi harus saya cek dulu kebenaran alasan kalian!” tegas Satpam.

“Bagaimana mengeceknya, angkotnya sudah jalan dan menurunkan kami di depan tadi!” kilah siswa. “Mudah mengeceknya!” jawab Satpam. Ia ambil tiga lembar kertas dari laci, dibagikan ke tiga siswa. “Satu siswa dalam pos, satu di dinding kiri luar dan satu dinding kanan pos Satpam! Tulis di kertas masing-masing, ban angkot sebelah mana tadi yang kempes!” Setelah membaca semua kertas, ketiga siswa ia bawa ke kepala sekolah. “Sudah saya cek, alasan terlambat benar, aksidental!” lapor Satpam. “Antarkan ke kelas!” perintah kepala sekolah. Waktu istirahat ketiga siswa mojok. “Untung kita tulis ban yang sama!” ujar satu dari mereka. “Padahal aku asal tulis, kiri belakang!” “Lo, aku tulis kanan belakang!” timpal yang lain. “Aku malah kiri depan!” tegas siswa ketiga. “Berarti, Pak Satpam sengaja menyelamatkan kita! Ayo kita ucapkan terima kasih padanya!” Usai disalam cium tangan oleh ketiga siswa, sang Satpam mengatakan alasan menolong mereka. “Begitu kubaca ketiga jawaban kalian berbeda langsung membuatku yakin, kalian calon pejabat publik!” jelas Satpam. “itu seperti pertemuan tiga pejabat publik, Nazaruddin bendahara partai berkuasa yang anggota DPR, wasekjen partai itu yang anggota DPR, dan Chandra-M. Hamzah wakil ketua KPK, semua mengaku pernah bertemu tapi isi pertemuannya berbeda, mirip beda jawaban ban angkot sebelah mana yang kempes!” “Pak Satpam terbalik!” tukas siswa. “Bukan kami yang mirip pejabat publik, tapi para pejabat publik itu yang seperti siswa pembolos! Seperti telepon penonton menanggapi berita pada acara Suara Anda di Metro TV (13-10), pejabat publik termasuk menterimenteri yang akan diganti banyak yang kekanak-kanakan!” “Sikap kekanak-kanakan itu menonjol sewaktu pimpinan Badan Anggaran DPR ngambek tak mau membahas RAPBN 2012 dan mengembalikan tugas itu pada pimpinan DPR, karena mereka sewot dipanggil KPK!” timpal siswa kedua. “Atau malah ada anggota DPR yang mau membubarkan KPK akibat pemanggilan anggota DPR oleh KPK itu!” “Begitulah!” tegas Satpam. “Maka kuamankan, sebab kusadari tingkah kalian sah sebagai pewaris perilaku konyol pejabat publik negeri ini!” ***

0 komentar: