Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Teror Hentikan Pos Pengaduan Mafia Anggaran!


"POS Pengaduan Mafia Anggaran yang dibuka Laode Ida dan Zainal Bintang di lantai 8 gedung parlemen, Senayan, terpaksa dihentikan setelah Zainal Bintang diteror dari berbagai nomor telepon tak dikenal!" ujar Umar. 

"Teror berupa ancaman terhadap anak Zainal, dengan menyebut kepalanya pecah dan tulang patah, keluarga pun panik. Selanjutnya, pengaduan disampaikan lewat surat elektronik (e-mail) dan SMS!" (Kompas, 4-10) "Risiko itu wajar bagi pengusik mafia—kelompok penjahat terorganisasi! Tapi ancaman itu justru membuktikan, mafia sasaran pos pengaduan itu benar-benar ada!" timpal Amir. "Ancaman itu layak diwaspadai tak sekadar teror! Tak diragukan mafia mampu mengubah ancaman itu jadi nyata!" 

"Apalagi, sejak dibuka Kamis pekan lalu, sampai pos pengaduan ditutup Senin sudah diterima 20 pengaduan dari masyarakat!" tegas Umar. "Dari situ diketahui, menurut Zainal, mafia anggaran menggasak uang rakyat lewat dua jalur 'basah', pengusaha 'pengorder' proyek, dan pemda yang menarik penempatan proyek ke daerahnya!" 

"Tampak, mafia itu bermain di jantung anggaran negara dengan ekses meluas di seantero negeri—justru dijolok pejabat daerah!" timpal Amir. "Dengan penyunatan anggaran oleh jaringan mafia di setiap tahapan proses dari perencanaan sampai pelaksanaan di lapangan, kualitas proyek yang dibangun untuk rakyat rendah, cepat rusak!" 

"Untuk itu, meskipun akibat ancaman pos pengaduan langsung ditutup, secara prinsip perjuangan tetap jalan!" tegas Umar. "Selain pengaduan dilanjutkan di jalur virtual, 20 pengaduan yang telah diterima bisa cepat diverifikasi dan diteruskan ke KPK!" "Usaha memerangi mafia anggaran yang semakin terbuka dengan tebaran terornya itu tergantung pada keberhasilan KPK membuktikan praktek jahat itu secara hukum!" timpal Amir. 

"Perjuangan itu jelas tak mudah, karena sejak langkah awal KPK membuka kaitan suap di Kemenakertrans dengan mafia anggaran di DPR—persis seperti kata tersangka suap wisma atlet, Nazaruddin, mengenai mafia anggaran di DPR—pimpinan DPR langsung defensif dan coba membungkam KPK lewat memanggilnya dengan dalih konsultasi!" 

"Meski mulanya KPK tak datang, akhirnya Senin lalu hadir juga ke DPR, menyaksikan betapa konyol jika kalangan pimpinan Dewan terbakar amarah pada KPK!" tukas Umar. "Seiring teror ke Pos Pengaduan Mafia Anggaran, serangan pimpinan DPR ke KPK menunjukkan beratnya memberantas korupsi! Tapi KPK harus maju terus karena rakyat berdiri di belakang mereka!" ***

0 komentar: