“LURAH dan kepala desa mengeluh dicurigai warga menilap raskin—beras untuk keluarga miskin!” ujar Umar. “Pasalnya, banyak warga miskin di kampungnya yang biasa mendapat pembagian raskin 15 kg per bulan, tiga bulan terakhir ini kalau terlambat menebusnya tak kebagian lagi!”
“Sudah dicek Lampung Post hal itu terjadi karena jatah raskin dari Bulog untuk Lampung memang dikurangi cukup signifikan!” sambut Amir. “Menurut Humas Bulog Lampung Suzana, pengurangan terjadi dari jatah semula untuk 739.994 rumah tangga sasaran (RTS) di Provinsi Lampung, menjadi 617.879 RTS, atau berkurang 122.175 RTS alias nyaris 20%! Dasarnya, surat Menko Kesra No. b-910/KM/DEP II/IV/2012 tanggal 24 April 2012!”
“Dasar menteri mengurangi jatah keluarga miskin sebanyak itu apa?” kejar Umar.
“Tak disebut!” jawab Amir. “Tapi pengurangan jatah raskin buat 120 ribu lebih RTS itu jelas kontroversial, bertentangan dengan realitas di lapangan yang jumlah warga miskin justru bertambah!”
“Itu dia!” entak Umar. “Contohnya di Bandar Lampung, berdasar ketetapan terbaru dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) jumlah penerima raskin Juni—Desember 2012 naik lebih 5% atau sebesar 3.656 RTSPM (rumah tangga miskin penerima manfaat), dari 51.578 RTS pada Januari—Mei 2012 menjadi 55.234 RTS!”
“Surat menteri itu tak jelas dasar maupun tujuannya!” kata Amir. “Di lapangan menurut hasil survei terjadwal BPS (dasar data TNP2K) jumlah keluarga miskin bertambah 5%, jatah raskin malah dikurang 20% dari sebelumnya! Itu nyata-nyata cuma membuat lurah dan kepala desa jadi tameng kekecewaan ratusan ribu keluarga miskin ke pemerintah!”
“Kayaknya surat menteri itu dibuat tanpa peduli data TNP2K maupun menimbang realitas lapangan untuk dijadikan laporan ke Presiden yang disebarkan ke media sejagat bahwa kinerja kementeriannya itu sukses mengurangi jumlah orang miskin sekitar 20%!” timpal Umar.
“Kalau memang begitu yang sebenarnya terjadi di balik kontroversi jumlah penerima raskin ini, kasihan keluarga miskin! Karena, pengurangan kemiskinan cuma di atas kertas, sedang di lapangan ratusan ribu keluarga miskin tambah sengsara—jatah raskin mereka dihabisi!” ***
0 komentar:
Posting Komentar