"DI luar perkiraan, Presiden SBY memenuhi harapan rakyat dalam penyelesaian konflik KPK-Polri!" ujar Umar. "Setidaknya tiga harapan rakyat yang dipenuhinya. Pertama, penyidikan kasus simulator sepenuhnya ditangani KPK. Kedua, penyidikan kasus kekerasan 8 tahun lalu terkait penyidik KPK Novel Baswedan kini waktunya tidak tepat! Ketiga, penempatan penyidik Polri di KPK diatur dengan peraturan pemerintah (PP) agar penarikannya tak selalu dijadikan modus setiap ada konflik lembaga!"
"Itulah ujung konflik KPK-Polri yang membuat publik mencemaskan nasib KPK akibat ditarik secara paksa 20 penyidiknya oleh Polri!" timpal Amir.
"Tindakan Polri itu implisit menunjukkan ketersinggungan lembaga atas diperiksanya petinggi Polri (Irjen Djoko Susilo) dalam kasus korupsi pengadaan simulator pembuatan SIM!" "Ketegangan KPK-Polri terkait kasus itu terjadi sejak KPK menggeledah kantor Korlantas Polri!" tegas Umar. "Saat itu ditegaskan Polri juga menyidik kasus sama, untuk kemudian tercapai kompromi khusus Irjen Djoko Susilo ditangani KPK, sisanya ditangani Polri! Tapi Presiden Senin malam menegaskan semua kasus simulator ditangani KPK!"
"Sedang terkait kasus Novel Baswedan, dengan tegasnya Presiden menyatakan kini kurang tepat saatnya diproses, kayaknya Presiden mencium sengaknya rekayasa!" ujar Amir.
"Seperti kata Bambang Widjojanto, waktu itu Novel sudah diberi hukuman disiplin karena sebagai atasan lalai anak buahnya menyiksa pencuri sarang walet! Kini kasus itu didaur ulang dengan Novel jadi tersangka tunggal!"
"Itu dimaksudkan sebagai hukuman bagi Novel yang bandel dari panggilan komando pulang kandang, dengan alasan sedang menangani kasus penting!" tukas Umar. "Tak tahunya jadi salah satu penyidik kasus simulator! Atasannya di Polri pun marah, hingga dicarilah kasus terpendamnya, yang seperti nasib Susno Duadji yang dianggap melawan atasan, mudah dikirim ke bui lewat kasus terpendam atas dirinya!"
"Tapi cara Polri melakukan 'hukuman' kepada perwiranya yang dinilai menyimpang dari pakem komando itu, tanpa peduli hal itu oleh publik dipandang tindakan baik bahkan heroik, pimpinan Polri justru cenderung mencoreng kening sendiri!" timpal Amir. "Sebab dengan itu terkesan, setiap perwira Polri punya kesalahan yang disembunyikan hingga kapan saja perlu bisa diungkap ke publik!" ***
0 komentar:
Posting Komentar