Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Fenomena Pemimpin Merakyat!

"KEMENANGAN Jokowi-Ahok di DKI Jakarta memunculkan fenomena pemimpin merakyat, pemimpin yang telah membuktikan orientasi kekuasaannya berpihak kepentingan rakyat!" ujar Umar. "Keberpihakan pada kepentingan rakyat jalan dua periode Jokowi memimpin Solo bukan cuma retorika, melainkan benar-benar dilakukan dalam praktek kekuasaannya!" 

"Itu jadi fenomena karena para pemimpin lain cuma menjadikan orientasi pada kepentingan rakyat, bahkan menyatakan cinta pada rakyat, cuma retorika atau janji kosong!" timpal Amir. "Pada praktek kekuasaannya mereka justru melakukan sebaliknya, mencuri uang rakyat untuk kemewahan pribadi, keluarga, kroni, atau membangun simbol-simbol kekuasaan dinastinya, sedang rakyat dikorbankan dalam kemiskinan! Kemewahan itu dijauhi Jokowi, hingga dia dan keluarga hidup hemat dalam arti sesungguhnya!"

"Masalahnya, apakah fenomena kepemimpinan merakyat itu akan merebak sebagai tren ke seantero negeri?" tukas Umar. "Bukan mustahil!" sambut Amir. "Paling tidak usaha peniruan akan terjadi baik pada pemimpin sedang berkuasa maupun calon kepala daerah yang mempromosikan diri ke arah sana! Namun, ada hal esensial yang tak mudah ditiru, yakni watak humanis seseorang sering merupakan sifat bawaan lahir!" "Justru karena hal itu bersifat natural, orang lebih dekat untuk kembali ke sifat asalinya!" tegas Umar. 

"Sifat asali manusia pada dasarnya baik! Ia dilahirkan seperti kertas putih, orang tua dan lingkungan yang menjadikan ia merah, hitam, atau belontang!" "Meski demikian, karena warna-warni kotor itu telah berkarat mendarah daging, tak mudah mendulang warna putih asalinya!" tegas Amir. "Memang itu tidak mutlak! Kalau orang mau belajar sungguh-sungguh, membiasakan diri dengan sikap dan perilaku terpuji tersebut, apalagi itu sebagai bagian penting mencapai cita-citanya, meski awalnya cuma perilaku tiruan akhirnya sifat asali yang humanis itu akan kembali!" 

"Karena itu, tak salah kepada setiap pemimpin, utamanya yang mencalonkan diri ke jabatan publik lebih tinggi, didorong mengunggulkan sifat humanis dirinya dalam mendekatkan diri pada rakyat!" timpal Umar. "Tak perlu obral program muluk-muluk karena yang amat dirindukan rakyat dewasa ini sentuhan manusiawi dari pemimpin!" ***

0 komentar: