"KI Dalang melantunkan suluk (arahan filosofis cerita) tentang wolak-walik e zaman (terbalik-baliknya zaman), pemuda andalan pemandu arah penyelesaian masalah bangsa, posisinya terbalik malah jadi biang masalah yang menyusahkan bangsa!" ujar Umar. "Pangkalnya pengangguran menjerat berjuta pemuda jadi frustrasi, lalu terjerumus mabuk narkoba, atau kepepet jadi begal! Mereka yang lolos dari situ kelangkaan teladan, nilai patriotisme mereka lampiaskan ke palagan tawuran—dari siswa, mahasiswa, sampai pemuda antarkampung."
"Itu terjadi di seantero negeri—dari kawasan kosmopolitan Ibu Kota negara sampai dusun udik terbelakang!" sela Amir. "Berbaliknya peran strategis pemuda menjadi masalah ruwet bangsa itu memburuk tahun-tahun terakhir ini, sejalan semakin maraknya sikap hipokrit—lain kata dari tindakan—pada semua lapisan pemimpin masyarakat bangsa! Teriak antikorupsi, nyatanya korupsi besar-besaran! Teriak berantas narkoba, memberi keringanan berlebihan hukuman terpidana narkoba!"
"Segala tindakan didasarkan semata bolehnya menurut hukum, bukan baik-buruknya maupun keteladanan dan penanaman nilai-nilai baik bagi kaum muda!" tegas Umar. "Menyaksikan tingkah para pemimpin menyimpang dari ideal yang didambakan dalam das sollen (nilai-nilai yang seharusnya), lantas berusaha menutupi keburukannya lewat silat lidah retorika, yang dilakukan dari tahun ke rahun, jelas membuat generasi muda muak, bahkan muntah! Sebagai akibatnya, mereka mencari jalan sendiri, tapi kebanyakan terjebak di jalan sesat!"
"Untuk keluar dari 'zaman gelap' dan kembali ke rel posisi dan peran pemuda yang ideal, jelas tak cukup lewat upacara Hari Sumpah Pemuda dengan taburan retorika pula!" timpal Amir. "Langkah terpenting untuk itu justru mencuci otak para pemimpin agar tak hipokrit lagi! Tapi cara demikian guna menghentikan gejala buruk yang menyekap bangsa, tak mungkin! Karena, realitasnya justru posisi para pemimpin dengan perilaku hipokrit itu yang menjadi determinan—faktor penentu—dalam perubahan masyarakat!"
"Terpenting, sudah diketahui apa yang rusak dan apa penyebabnya!" tegas Umar. "Ibarat mesin, untuk memperbaiki kerusakan, onderdil penyebabnya harus diganti! Menjadi tanggung jawab pemuda melakukan perbaikan itu!" ***
0 komentar:
Posting Komentar