"GUBERNUR Lampung Sjachroedin Z.P. mengeluh persiapan pembangunan jembatan Selat Sunda (JSS) semakin tak menentu, terutama kepastian sumber dananya!" ujar Umar. "Padahal sudah ada peraturan presiden (perpres), juga banyak investor berminat! Akibat ketakpastian itu, investor merasa terombang-ambing karena tak ada kepastian hukum! Gubernur pesimistis JSS bisa direalisasi dalam waktu dekat!"
"Sebenarnya masih ada yang bisa dipegang untuk mendesak realisasi pembangunan JSS, yakni janji Menko Perekonomian Hatta Rajasa pekerjaan konstruksi JSS dimulai 2014!" timpal Amir. "Namun, meski Hatta Rajasa menyatakan dalam Tim 7 tinggal satu orang yang belum sepakat, kalau prosesnya berlarut terus hingga sekarang belum juga diproses persiapan seperti tender pelaksana pembuat rancang bangun JSS, yang harus melakukan pekarjaan dari survei lapangan sampai selesai cetak birunya, memang tipis harapan untuk bisa memulai pekerjaan konstruksi 2014!"
"Karena itu wajar Sjachroedin khawatir!" tegas Umar. "Konon pula, jika setelah 2014 itu ganti rezim pemerintahan, komitmen rezim baru terhadap JSS tak ada jaminan!"
"Penyebab utama berlarutnya perencanaan JSS sebenarnya karena pemerintah tidak lugas menghargai kerja keras konsorsium yang telah dibentuk Pemprov Banten, Lampung, dan Artha Graha hingga proses awal JSS telah mencapai sejauh ini, dengan menarik handling proyeknya sepenuhnya dalam kewenangan Pemerintah Pusat!" tukas Amir.
"Akibatnya, investor asing yang sejak jauh hari telah dilobi para perintis awal proyek ini jadi angkat kopling! Mereka wait and see seperti apa kira-kira bekerja sama dengan Pemerintah Pusat! Lebih parah lagi, mereka yang wait and see itu tak melihat perkembangan positif—malah tarik-menarik kepentingan di antara gugus kekuasaan pusat yang terjadi—seperti disitir Sjachroedin!"
"Begitulah hingga para investor jadi merasa terombang-ambing karena semakin lama kian tak jelas juntrung tahapannya!" timpal Umar. "Apalagi kalau di balik tarik-menarik itu tersamar kepentingan investor tertentu!"
"Persaingan investor itu sebenarnya baik bagi tercapainya efisiensi proyek!" tegas Amir. "Namun jadi masalah jika prosesnya malah tersendat, akibat persaingan kurang sehat! Ini proyek hampir Rp200 triliun, siapa bisa jamin orang tak siap main 'kasar' meraihnya?" ***
0 komentar:
Posting Komentar