"LAJU penurunan kemiskinan dalam dua tahun (2012—2013) hanya 0,7%! Itu terendah dalam 10 tahun terakhir!" ujar Umar. "Dalam konferensi Bank Dunia Big Ideas, Bersama Mengatasi Kemiskinan dan Ketimpangan di Jakarta Selasa (23/9) terungkap, penurunan kemiskinan itu melambat diiringi ketimpangan yang tercepat di Asia Timur!" (Kompas, 24/9)
"Pelambatan penurunan kemiskinan di Indonesia itu terjadi dari tahun 2000 sampai 2011 rata-rata turun 0,9% per tahun, sedang dalam dua tahun (2012—2013) kemiskinan hanya berkurang 0,7%," timpal Amir. "Seiring dengan itu, laju ketimpangan juga semakin cepat dari tahun 2000 pada Indeks Koefisien Gini 0,30, pada 2013 sudah menjadi 0,41."
"Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A. Chaves menilai Indonesia telah berkembang pesat hingga menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk kelompok 20 negara dengan PDB terbesar di dunia," kutip Umar.
"Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir belum mampu menurunkan tingkat kemiskinan secara signifikan. Penurunan kemiskinan sejak dua tahun lalu (2012—2013) hanya 0,7%. Sementara penurunan tingkat kemiskinan kurun 1999—2012 dari 24% jadi 12%."
"Terungkap di konferensi Bank Dunia itu, dampak rendahnya penurunan tingkat kemiskinan itu 68 juta warga Indonesia rentan jatuh miskin dengan pendapatan hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan keluarga miskin," tegas Amir.
"Guncangan ekonomi pada warga rentan itu, seperti jatuh sakit, bencana, dan kehilangan pekerjaan, berpotensi membuat kelompok penduduk itu kembali jatuh miskin!"
"Artinya, warga rentan yang mudah tergelincir masuk jurang di bawah garis kemiskinan jumlahnya lebih dua kali lipat dari warga di bawah garis kemiskinan!" timpal Umar.
"Melambatnya penurunan kemiskinan dan membengkaknya warga rentan itu salah satu penyebabnya karena program penanggulangan kemiskinan praktis hanya ditangani pusat lewat PNPM. Di provinsi, kecil anggarannya, paling hanya live show bedah beberapa rumah dan sejenisnya!
Kabupaten dan kota banyak berbasa-basi pun tidak, kecuali sebagian kecil seperti Tulangbawang yang mendanai Rp200 juta/kampung/tahun dan Metro Rp1,1 miliar/kelurahan/tahun!"
"Kalau program provinsi dan kabupaten/kota dalam penanganan kemiskinan tak berubah," kata Umar. "Pelambatan penurunan kemiskinan dan percepatan ketimpangan akan terus berlanjut!" ***
0 komentar:
Posting Komentar