"JOKOWI-JK belum dilantik, semilir angin segar penghematan sudah berhembus!" ujar Umar. "Jokowi menolak mobil baru untuk kabinetnya, dan menyatakan akan memakai mobil bekas menteri KIB II. Penolakan itu telah ia sampaikan kepada kementerian Sekretaris Negara. Jokowi-JK akan memakai mobil bekas SBY-Boediono!" (Kompas, 10/9)
"Sekretaris Menteri Sekretaris Negara Taufik Sukasah menyatakan semula buat kabinet Jokowi-JK disiapkan mobil baru Mercedes-Benz yang telah selesai ditender seharga Rp91,994 miliar—alokasi APBNP Rp104 miliar," timpal Amir.
"Dengan pembelian itu dibatalkan, anggarannya dikembalikan ke negara. Mercedes-Benz Indonesia menyatakan bisa mengerti dengan pembatalan itu karena belum ada kontrak!" (Kompas.com, 11/9)
"Dengan demikian, para menteri kabinet Jokowi-JK akan memakai Toyota Crown Royal Saloon, yang meski telah dipakai lima tahun oleh menteri KIB II, bukan saja masih cukup baik untuk berkarya, malah juga masih bisa untuk bergaya!" tukas Umar.
"Itu jawaban tepat buat mereka yang mengejek agar hemat mobil dinas menteri kabinet Jokowi-JK pakai Esemka saja! Dengan memakai mobil bekas KIB II malah lebih hemat dari pakai Esemka, karena sama sekali tidak lagi melakukan pembelian mobil baru!"
"Dari satu item saja bisa dihemat Rp100 miliar lebih, contoh yang baik jika usaha penghematan itu bisa diperluas menjadi Gerakan Penghematan Nasional (GPN), hingga semua instansi pusat dan daerah berusaha melakukan penghematan!" sambut Amir.
"Dari mobil dinas saja, kalau bupati/wali kota yang baru terpilih tak harus beli mobil baru kelas LC lebih Rp1 miliar, demikian pula anggota DPRD baru pakai mobil bekas anggota lama yang tak terpilih lagi, seperti para menteri kabinet, dananya bisa untuk perbaikan jalan-jalan kabupaten yang sempat rusak parah!"
"Pokoknya dengan GPN, penghematan jadi faktor yang harus dipertimbangkan dan harus dilaksanakan dalan setiap dimensi pengeluaran atau pembiayaan!" tegas Umar.
"Sekaligus dengan itu, usaha mark-up dalam segala segi langsung dicegah sejak perencanaan! Lantas, penggantian dengan yang lebih murah untuk jenis, kualitas, dan fungsi yang sama!"
"Kalau difokuskan perhatian, akan didapat berbagai cara lagi yang bisa meningkatkan penghematan!" timpal Amir. "GKN selain bisa membantu perbaikan kesejahteraan warga kurang mampu, juga bisa menjadi usaha mentradisikan hidup hemat, keluar dari pola hidup konsumtif-boros!" ***
0 komentar:
Posting Komentar