"ANDALAN Indonesia mencapai surplus alias swasembada pangan sepenuhnya pada petani dan nelayan yang mayoritas miskin, bahkan terus makin miskin!" ujar Umar. "Menko Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan petani dan nelayan yang populasinya 35,2% penduduk hanya mendapat 14,4% kue ekonomi nasional." (Kompas.com, 3/9) Itu turun dari 15,04% pada PDB awal 2013. (BPS)
"Petani dan nelayan terus makin miskin karena keberpihakan politikus dan pejabat kepada petani hanya hiasan bibir, sedang kebijakannya terus membenamkan petani demi kapitalis pemilik industri bisa meraih keuntungan!" tegas Amir.
"Keberpihakan pada kapitalis itu tampak pada harga beras petani yang mereka tekan rendah agar buruh pabrik dan pekerja kapitalis yang digaji amat rendah tetap bisa membeli beras untuk bertahan hidup!"
"Kebijakan upah murah ditopang beras murah yang ditekan harganya secara ketat oleh pemerintah lewat Bulog sejak Orde Baru bukti keberpihakan pemerintah dan elite politik pada petani dan buruh cuma omong kosong!" timpal Umar.
"Karena itu, sistem ekonomi kita harus diubah orientasinya jadi berpihak pada petani, nelayan, dan buruh! Bukan berpihak kapitalis untuk dijadikan poros pertumbuhan, yang terbukti gagal!"
"Bukti kegagalan itu pada pertumbuhan sektor industri manufaktur yang 2004 tumbuh 28,58%, pada 2013 malah cuma 23,69%," tukas Amir.
"Jadi salah besar memanjakan kapitalis dengan menekan upah buruh serendah mungkin, sia-sia mengorbankan mayoritas rakyat!"
"Langkah awal perubahan keberpihakan itu telah dimulai Jokowi selaku gubernur Jakarta pada 2012, menaikkan upah buruh 47%—dari UMP Rp1,5 juta jadi Rp2,2 juta—persentase tertinggi kenaikan upah buruh sepanjang sejarah!" timpal Umar.
"Untuk keberpihakan kepada petani dan nelayan, dengan upah buruh yang kian mampu membeli beras dan ikan dengan harga membantu petani dan nelayan, suatu keseimbangan baru harus dibuat—setidaknya meniru Jepang: harga beras dipatok 300 yen/kg (setara Rp30 ribu), semua sektor menyesuaikan, mencapai keseimbangan pada garis kesejahteraan petani dan nelayan itu!"
"Keseimbangan keberpihakan kepada petani, nelayan, dan buruh itu bisa terwujud didukung kartu BPJS/Indonesia Sehat, Indonesia Pintar, dan kartu subsidi BBM!" tegas Anir. "Tinggal pejabat dan elite politik, apa siap keberpihakannya pada kapitalis dialihkan ke petani, nelayan, dan buruh?" ***
0 komentar:
Posting Komentar