Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Siap Menerima Apa pun Terjadi!

"HARI ini, Kamis, 25 September 2014, DPR dijadwalkan voting UU Pilkada dengan dua opsi: kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat atau dipilih DPRD," ujar Umar. "Seluruh rakyat Indonesia diharapkan siap menerima apa pun yang terjadi, opsi mana pun yang memenangkan voting menjadi hasil pilihan bangsa!" "Setuju!" sambut Amir. 

"Andaikan Koalisi Merah Putih menang voting sehingga bangsa Indonesia harus kembali ke zaman Orde Baru pemilihan kepala daerah oleh DPRD, rakyat harus merayakannya dengan sukacita! Kalau ada yang kurang puas mau menggugat ke MK, dipersilakan! Namun, ketenteraman masyarakat maupun kerja hakim MK harus dijaga, tak melakukan aksi massa anarki, apa pun bentuknya!"

"Demikian pula kalau sebaliknya, pihak pembela kedaulatan rakyat yang menang voting!" sambut Umar. "Semua pihak harus saling menghormati dan menerima hasil voting! Dengan demikian, apa pun hasil voting sebagai putusan, diakui dan diterima sebagai keputusan bersama semua komponen bangsa!" 

"Itulah sikap demokratis! Siap menang siap kalah!" tegas Amir. "Selanjutnya, biduk lalu kiambang bertaut! Artinya, setelah pilihan diputuskan, semua unsur bangsa bersatu padu kembali, tak ada lagi perbedaan mengenai masalah yang telah diputuskan, apalagi permusuhan! Tidaklah demokratis sikap yang melanggengkan persaingan dalam demokrasi menjadi permusuhan laten antaranak-bangsa!" 

"Apalagi kalau sifat bermusuhan tersebut dilembagakan dalam dendam kesumat sehingga pihak yang kalah berusaha selalu mengganggu apa pun pelaksanaan hasil kemenangan yang diraih lawan atau musuhnya!" timpal Umar. 

"Bangsa ini akan makin terpuruk jauh ketinggalan dari bangsa-bangsa lain kalau setiap yang mendapat kesempatan menjadi sais selalu diganjal pesaing! Padahal, posisi bangsa kita dalam indeks pembangunan manusia (IPM) kini masih di bawah Palestina!" 

"Karena itu, harus ada awal perubahan sikap semua anak bangsa untuk menerima sebagai milik bersama hasil setiap proses demokrasi!" tegas Amir. "Diakui, tidak mudah untuk itu! Di negeri pendahulu demokrasi sendiri, AS, program Jaminan Kesehatan Nasional Obama diganjal kubu Republik di parlemen! 

Tetapi tidak berlebihan, sebelum Pemilu Presiden 2014, sejarah mencatat bangsa Indonesia terpadu dalam kesatuan tanpa gejala dendam politik! Jadi, kalau ada yang kuat untuk kembali ke Orde Baru, tentu tak terlalu sulit untuk kembali ke semangat kesatuan sebelum Pilpres 2014!" ***

0 komentar: