"DI tengah kebiasaan hidup mewah, amat mudah menemukan celah penghematan!" ujar Umar. "Seperti temuan Tim Transisi Jokowi-JK, dalam RAPBN 2015 anggaran rapat kementerian Rp18 triliun dan perjalanan dinas Rp15,5 triliun! Itu jelas pemborosan, menurut Jokowi, bisa dipangkas dan dialihkan ke program prioritas kartu Indonesia sehat, kartu Indonesia pintar, dan membangun infrastruktur perdesaan!" (Kompas.com, 12/9).
"Biaya untuk rapat kementerian itu amat besar karena selama ini rapatnya sering dilakukan di hotel-hotel mewah, bahkan peserta rapatnya boyongan ke lokasi-lokasi liburan di luar kota!" timpal Amir.
"Gaya pemerintahan yang serba-‘wah’ itu membuat biaya operasional kementerian menjadi terlalu besar. Malah, kadang tidak tercukupi oleh anggaran yang sebenarnya disediakan berlimpah! Sampai-sampai, ada kementerian ditengarai KPK memeras kian-kemari untuk biaya operasional!"
"Deputi Tim Transisi yang membidangi APBN, Hasto Kristiyanto, mengatakan alokasi Rp18 triliun untuk anggaran rapat kementerian itu terdiri dari Rp6,25 triliun untuk rapat dalam kota dan Rp11,9 triliun untuk rapat di luar kota!" lanjut Umar.
"Rapat itu tak usah makan-minum juga bisa, tegas Jokowi yang menilai anggaran rapat kementerian itu terlalu tinggi!"
"Jika resmi menjabat, ia akan meminta para menterinya untuk mengoptimalkan fasilitas yang ada di kantor kementerian. Jokowi menilai tidak masuk akal jika ada penyelenggaraan rapat di hotel mewah. Padahal, ruangan di kementerian masih layak dipakai rapat koordinasi!" tukas Amir.
"Hal seperti itu menurut Jokowi memang harus diefisiensikan, apalagi kondisi cash flow kita berat! Harus detail hingga penggunaannya logis atau tidak, nalar atau tidak!"
"Kerja Tim Transisi Jokowi-JK itu bisa dikata baru seperti orang makan bubur panas, cuma menyendok dari pinggir-pinggirnya!" timpal Umar.
"Begitupun sudah didapat banyak peluang untuk penghematan, dari mobil dinas menteri, anggaran rapat kementerian, sampai biaya perjalanan dinas, yang hanya dari tiga item itu saja bisa dihemat puluhan triliun rupiah!
Bayangkan kalau makan buburnya nanti bisa menyeduh bagian dalam, inti semua permasalahan!"
"Bisa lebih banyak lagi peluang untuk penghematan ditemukan!" sambut Amir. "Itu memberi harapan, pemerintah ke depan akan lebih efektif dan efisien menggunakan anggaran untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat!" ***
0 komentar:
Posting Komentar