PERTUMBUHAN ekonomi kuartal III 2016 (Juli—September) diprediksi mengalami penurunan menjadi lebih rendah dari kuartal II, 5,18%. “Kuartal III barangkali akan lebih rendah, tapi kita sudah akan melakukan langkah-langkah persiapan agar tidak menciptakan kondisi seolah-olah trennya menurun," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers, Senin. (Kompas.com, 24/10/2016)
Pemerintah, ujarnya, melakukan berbagai langkah mengatasinya agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. Pertama, memanfaatkan instrumen fiskal hasil tax amnesty tahap pertama Rp97 triliun untuk kegiatan produktif, seperti pembangunan infrastruktur.
Kedua, mengevaluasi suntikan dana ke BUMN melalui skema penyertaan modal negara (PMN). Seharusnya, BUMN yang dapat PMN bisa menyetor dividen lebih besar ke negara.
Ketiga, meminimalisasi dampak jatuhnya harga komoditas perdagangan dunia di sejumlah daerah. Saat ini ekonomi daerah penghasil komoditas (pertambangan) seperti Kalimantan dan Papua menjadi negatif.
Isyarat penurunan kinerja ekonomi kuartal III itu salah satunya terbaca dari turunnya kredit perbankan yang hingga Agustus 2016 hanya tumbuh 6,83% yoy. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad memperkirakan realisasi kredit akan lebih rendah dari tahun lalu. Paling lemah terjadi pada pertumbuhan kredit dalam denominasi valas.
Sementara Gubernur BI Agus Martowardojo menyebut pertumbuhan kredit relatif menurun sejak kuartal I 2016 hingga kuartal III 2016. Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia.
Untuk mengatasi agar penurunan ekomomi pada kuartal III itu tidak berlanjut ke kuartal IV, selain usaha-usaha berskala nasional yang dilakukan Pemerintah Pusat, peran pemerintah daerah, tingkat I dan II, seyogianya bisa menjadi alternatif.
Artinya, pemda-pemda tak cuma menampung kucuran dana dari pusat, tapi juga berkreasi mengatasi masalah perekonomian rakyat di daerahnya. Contohnya dengan jebloknya harga singkong, pemda-pemda semestinya mencari jalan keluar. Kalau Bupati Lampung Tengah Mustafa dengan membawa petani jumpa Menteri Perdagangan di Jakarta, pemda lain mungkin bisa dengan jalan lain.
Masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk menolong rakyat dari tekanan ekonomi yang terjadi di daerahnya. Kalau semua pimpinan daerah menginventarisasi masalah yang menyulitkan rakyat lalu diatasi, pelemahan ekonomi nasional bisa tak terasa oleh rakyat di lapisan bawah. ***
Kedua, mengevaluasi suntikan dana ke BUMN melalui skema penyertaan modal negara (PMN). Seharusnya, BUMN yang dapat PMN bisa menyetor dividen lebih besar ke negara.
Ketiga, meminimalisasi dampak jatuhnya harga komoditas perdagangan dunia di sejumlah daerah. Saat ini ekonomi daerah penghasil komoditas (pertambangan) seperti Kalimantan dan Papua menjadi negatif.
Isyarat penurunan kinerja ekonomi kuartal III itu salah satunya terbaca dari turunnya kredit perbankan yang hingga Agustus 2016 hanya tumbuh 6,83% yoy. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad memperkirakan realisasi kredit akan lebih rendah dari tahun lalu. Paling lemah terjadi pada pertumbuhan kredit dalam denominasi valas.
Sementara Gubernur BI Agus Martowardojo menyebut pertumbuhan kredit relatif menurun sejak kuartal I 2016 hingga kuartal III 2016. Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia.
Untuk mengatasi agar penurunan ekomomi pada kuartal III itu tidak berlanjut ke kuartal IV, selain usaha-usaha berskala nasional yang dilakukan Pemerintah Pusat, peran pemerintah daerah, tingkat I dan II, seyogianya bisa menjadi alternatif.
Artinya, pemda-pemda tak cuma menampung kucuran dana dari pusat, tapi juga berkreasi mengatasi masalah perekonomian rakyat di daerahnya. Contohnya dengan jebloknya harga singkong, pemda-pemda semestinya mencari jalan keluar. Kalau Bupati Lampung Tengah Mustafa dengan membawa petani jumpa Menteri Perdagangan di Jakarta, pemda lain mungkin bisa dengan jalan lain.
Masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk menolong rakyat dari tekanan ekonomi yang terjadi di daerahnya. Kalau semua pimpinan daerah menginventarisasi masalah yang menyulitkan rakyat lalu diatasi, pelemahan ekonomi nasional bisa tak terasa oleh rakyat di lapisan bawah. ***
0 komentar:
Posting Komentar