Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Nasionalisme Berbingkai Globalisasi!

NASIONALISME kini sudah melesat jauh keluar area retorika maupun dupa ritualisme. Gelora semangatnya menggemakan Indonesia Raya dan mengerek Sang Merah Putih di Olimpiade. Itulah realitas Nasionalisme kini, berbingkai globalisasi.
Nasionalisme menopang eksistensi suatu bangsa dengan keunggulan bersaing dari bangsa-bangsa lain. Dan Olimpiade bukan hanya dalam bidang olahraga, tapi dalam segala bidang kehidupan. Anak-anak kita yang masih belia, banyak yang telah berhasil menjuarai beraneka Olimpiade itu, dari Olimpiade Matematika sampai Olimpiade Fisika. Juara dunia ilmu-ilmu dasar yang bisa menjadi tumpuan harapan lebih baik bagi masa depan bangsanya.
Olimpiade secara umum dimaksud wujudnya persaingan global. Tak terelakkan, persaingan global dalam segala bidang itu kini telah jadi penentu eksistensi bangsa-bangsa di dunia untuk mampu hidup bermartabat setara dengan bangsa-bangsa lain. Atau sebaliknya, menjadi pecundang, menjadi bangsa gagal yang cuma jadi "budak", pengikut, atau konsumen produk buatan bangsa lain.
Produk atau hasil ciptaan suatu bangsa memang menjadi lambang atau simbol nasionalisme, sekaligus kebanggaan suatu bangsa. Nasionalisme dalam bentuknya yang sedemikian mengacu sifatnya yang kualitatif pada kapasitas manusia suatu bangsa. Kualitas nasionalisme masyarakatnya juga secara langsung terlihat pada kebanggaan mereka terhadap produk-produk buatan bangsanya sendiri. Sejauh ada sejenis produk buatan bangsanya sendiri, orang tidak akan memakai barang buatan bangsa lain.
Kegandrungan dan kebanggaan pada produk bangsa sendiri itu terlihat pada Jepang dan bangsa-bangsa yang lebih cepat maju, seperti Korea Selatan. Itu pun bukan berarti mereka memaksakan diri memakai produk sendiri, tapi karena mereka juga membanggakan kualitasnya yang sangat baik, tak kalah dari buatan bangsa lain.
Tapi bangsa Indonesia belum bisa digolongkan tak suka pada produk buatan bangsa sendiri, karena produknya belum semua ada. Mobil nasional misalnya, hingga sekarang belum jelas wujudnya. Sedang barang tertentu yang sudah bisa dibuat bangsa sendiri dengan memenuhi standar kualitas nasional (SNI), dengan bangga dipakai.
Namun layak disadari, semua itu tampak luar dari nasionalisme. Sedang tampak dalam, atau esensinya, menjelang Pilkada Serentak 2017 ini mencuat gejala disharmoni. Situasinya cukup panas juga. Untuk itu komponen pendinginnya harus dicek, agar mesin tidak over heats, dan tidak sampai meledak. ***

0 komentar: