Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Bebaskan Mosul Tak Kalahkan ISIS!

MEMBEBASKAN Mosul takkan mengalahkan ISIS (Freeing Mosul would not Defeat ISIS). Itu judul kolom Simon Mabon (Lancaster University) di Time, Senin (17/10/2016), tentang serangan ke Mosul, kota terbesar kedua Irak setelah Bagdad, yang diduduki ISIS sejak Juni 2014. Serangan oleh 45 ribu tentara Irak dan gabungan milisi propemerintah didukung koalisi pimpinan AS itu dimulai Senin (17/10/2016).
Judul terkesan pro-ISIS itu dijelaskan, pembebasan Mosul tidak akan berarti berakhirnya ISIS. Kelompok tersebut belum pernah menetapkan teritorial yang dikuasainya.
Sebagaimana tesis Simon bersama Stephen Royle dalam buku mereka The Origins of ISIS, ISIS merupakan produk kondisi sosio-politik Irak yang mengerikan dengan perpecahan sektarian membumi. Maksud Simon, meski secara fisik ISIS bisa diusir dari Mosul, secara ideologis belum selesai.
Mosul kota pusat industri minyak di utara Irak, permata di mahkota ISIS. Kekhawatiran terburuk, ISIS akan membakar kilang-kilang minyak untuk menahan laju penyerang.
Washington Post melaporkan kelompok strategis telah meninggalkan Mosul secara terpisah-pisah untuk kemudian berkumpul lagi di Suriah. Sedang pasukan penyerbu juga tidak mengepung Mosul dari semua penjuru, tetapi menyisakan koridor ke barat untuk mendorong ISIS ke Suriah. Strategi ini mengeluarkan masalah ISIS dari Irak dan masuk Suriah.
Langkah ke Mosul dilakukan setelah Pemerintah Irak merebut kota-kota lain yang diduduki ISIS. Yakni Tirkit, kota kelahiran Sadam Husein, diduduki ISIS setelah Mosul, Juni 2014. Tirkit dibebaskan Maret 2015 lewat operasi militer dan polisi Irak didukung paramiliter Syiah.
Sinjar, pasukan Kurdi, dibantu serangan koalisi pimpinan AS merebut kembali kota ini November 2015. ISIS merebut Sinjar pada Agustus 2014 dan melakukan kejahatan kemanusiaan yang luar biasa pada etnis minoritas Yazidi.
Ramadi, ibu kota Anbar, provinsi terluas Irak yang membentang sepanjang perbatasan dengan Suriah, Yordania, dan Arab Saudi, dibebaskan dari ISIS Februari lalu. Disusul Kota Qayarrah dibebaskan Agustus lalu dan Sharqat dibebaskan 22 September. Di Suriah juga ISIS kehilangan banyak kota, yakni Kobani, Tal Abyad, Palmyra, Manbij, Jarabulus, dan terakhir Dabiq.
Semakin banyak kota direbut kembali dari ISIS, perlahan teritorial ISIS akan habis. Untuk kemudian, seperti tesis Simon Mabon, secara ideologis ISIS menjadi kekuatan tanpa teritorial, seperti Al Qaeda. Dewasa ini pun, teror ISIS sudah merebak ke Afrika (Libya) dan Eropa. ***

0 komentar: