Artikel Halaman 8, Lampung Post Senin 11-11-2019
Harga CPO Tembus 600 Dolar/ton!
H. Bambang Eka Wijaya
HARGA minyak kelapa sawit mentah (CPO) di pasar derivatif Malaysia Rabu (6/11/2019) mencapai level tertinggi selama 20 bulan, yakni 2.560 ringgit Malaysia (myr) per ton. Dengan kurs dolar AS ke myr hari itu 4,14, berarti harga CPO tembus 600 dolar AS per ton, tepatnya 618,36 dolar AS.
Para analis menyatakan terus naiknya harga CPO itu akibat suplai berpotensi tertekan tahun depan akibat beberapa hal. Pertama karena berlakunya mandatori biodiesel B30 untuk Indonesia dan B20 di Malaysia mulai 1 Januari 2020. Kedua program ini akan mengomsumsi sekitar 12 juta ton CPO sepanjang tahun.
Kedua, stok juga berpotensi tertekan tahun 2020 sebagai dampak kekeringan akibat kemarau panjang tahun ini. Thomas Mielke, editor World Oil dikutip CNBC-Indonesia dari Reuter (5/11/2019) memprediksi stok minyak sawit akan turun 2-3 juta ton dalam 12 bulan ke depan dari 14,7 juta ton pada September.
Berdasarkan data tersebut, Thomas Mielke memprediksi tahun depan harga CPO berpotensi menguat mencapai level 2.600 ringgit/ton.
Optimisme para pakar komoditas atas harga CPO tahun depan itu, diperkuat faktor eksternal dampak perang dagang AS-Tiongkok yang berakibat turunnya impor kedelai Tiongkok dari AS setelah Tiongkok memasang tarif impor 25% pada kedelai asal AS sejak Juli 2018. Pada September 2019, impor biji minyak Tiongkok dati AS turun 13,5%, menjadi 8,2 juta ton dari 9,48 juta ton bulan sebelumnya. (Kontan.id, 14/10/219)
Impor kedelai Tiongkok dari AS kebanyakan untuk pakan ternak babi, sehingga yang bisa dikompensasi dengan minyak sawit yang untuk minyak goreng. Untuk itu, Semester I 2019 ekspor CPO ke Tiongkok naik 39%, menjadi 2,54 juta ton dari 1,82 juta ton priode sama 2018. Diharapkan, semester berikutnya bisa naik signifikan.
Harapan kenaikan signifikan ekspor CPO adalah ke India. Peluang peningkatannya dibuka langsung oleh Perdana Menteri India Narendra Damodardas Modi kepada Presiden Joko Widodo di sela KTT ASEAN dan mitra di Bangkok pekan lalu. Bea Masuk (BM) CPO Indonesia ke India sebelumnya 40%, diturunkan menjadi 37,5%. Sedangkan turunan CPO dati 50% menjadi 45%.
Sebelumnya, pada Semester I 2019 ekspor CPO ke India mengalami penurunan 17% menjadi 2,1 juta ton dari 2,5 juta ton. "Konfirmasi" PM Modi itu mendukung kenaikan harga CPO pada 2020.
Dengan harga CPO tembus 600 dolar AS per ton awal tahun depan, bisnis perkelapasawitan diharapkan bisa mormal kembali sehingga kesejahteraan petani sawit meningkat. ***
0 komentar:
Posting Komentar