Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Realisasi Aspal Karet Baru 65,5 km!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Selasa 05-11-2019
Realisasi Aspal Karet Baru 65,5 km!
H. Bambang Eka Wijaya

PROGRAM penggunaan karet alam untuk campuran aspal yang memberi harapan meningkatkan harga karet petani, realisasinya ternyata belum sebanding. Penyerapan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR terhadap karet untuk aspal sampai awal September 2019 baru debesar 1.271,1 ton.
Karet sebanyak itu digunakan di sembilan provinsi, untuk mengaspal jalan sepanjang 65,5 kilometer. (tempo.co, 9/9/2019)
Jumlah penyerapan itu amat jauh dari estimasi semula yang menyebutkan penggunaan karet untuk campuran aspal sebanyak 60.000 ton per tahun. Bahkan menurut Balitbang Jalan dan Jembatan PUPR dalam kerja sama penelitian dengan Balitbang Karet, perkiraan kebutuhan karet untuk campuran aspql per tahun, lateks 87.000 ton, karet padat (SIR) 62.000:ton, dan daur ulang ban bekas truk 180.000 ton. (Youtube, Balitbang PUPR).
Padahal petani sempat menikmati naiknya harga karet dari Rp6.500 per kg menjadi Rp9.000-Rp10.000 per kg pada masa pembelian langsung karet rakyat untuk aspal oleh Kementerian PUPR yang dilakukan Maret dan April 2019. Pembelian ini dilakukan langsung dari petani di Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung, dengan total pembelian 2.504 ton bokar, yang setelah diolah menjadi SIR berat bersih tinggal separohnya. (CNBC-I, 10/4/2019)
Setelah itu, petani tunggu pembeli dengan harga istimewa itu tak datang lagi. Akhirnya petani kembali menjual karetnya dengan harga seperti sebelumnya, sekarang di kisaran Rp7.000 per kg.
Harga karet petani Rp7.000 per kg ini mengecewakan Komjen Pol Purn Susno Duadji yang menjalani pensiun menjadi petani karet di Pagaralam, Sumatera Selatan.
Dalam akun Instagram @susno_duadji ia curahkan keluhannya, "Oh...karet mengapa harga mu mengkret ... dari rp 22.500 6 thn lalu sekarang posisi di bawah rp 7.000 ... kapan bangkit lagi ... rakyat menunggu ... dan menunggu." (Sripoku.com, 17/10/2019)
Dengan demikian terbukti, dengan pembelian langsung karet rakyat oleh Kementerian PUPR untuk campuran aspal, harga karet rakyat naik cukup lumayan. Namun sayang, pembelian tersebut cuma sebentar, kemudian terhenti sehingga harga karet rakyat kembali anjlok.
Diharapkan, komitmen awal pemerintah untuk menggunakan karet sebagai campuran aspal guna meningkatkan harga karet petani bisa dilaksanakan maksimal pada 28.000 km jalan nasional di semua provinsi. Juga, masa pembelian langsung kepada petani itu direntang jadi sepanjang tahun, agar harga karet yang baik itu dinikmati petani setiap waktu. ***

0 komentar: