Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Kata Panel Ilmuwan PBB, 2050 Jakarta Tenggelam!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 17-11-2019
Kata Panel Ilmuwan PBB,
2050 Jakarta Tenggelam!
H. Bambang Eka Wijaya

KETIKA para elite bermimpi tahun 2045 Indonesia makmur dengan pendapatan per kapita Rp320 juta atau 22.500 dolar AS, panel ilmuwan di PBB menyimpulkan tahun 2050 Jakarta dan kota-kota pesisir yang landai di tujuh negara Asia tenggelam akibat permukaan air laut naik mencapai dua meter atau lebih.
Hal itu terungkap dalam hasil panel ilmuwan PBB yang terangkum dalam laporan bertajuk "New elevation data triple estimates of global vulnerability to sea level rise and coastal flooding" yang terbit di jurnal Nature Communications 29 Oktober 2019.
Dalam laporan ini para ahli mengukur topografi garis pantai di seluruh dunia dan menemukan air laut yang naik drastis pada dekade terakhir. Hal ini kemudian menguatkan prediksi pada 2050 sebagian besar permukaan laut di seluruh dunia bakal naik mencapai dua meter atau lebih.
Naiknya permukaan air laut salah satunya disebabkan oleh perubahan iklim. Dari seluruh negara di dunia yang diteliti, ahli mengungkap Asia adalah wilayah yang paling merasakan dampaknya, terutama negara-negara kepulauan.
Setidaknya akan ada 300 juta warga Asia yang bakal selalu merasakan banjir tahunan di masa depan. "Kami menemukan lebih dari 70% orang yang terdampak tinggal di delapan negara yakni Tiongkok, Bangladesh, India, Vietnam, Indonesia, Thailand, Filipina, dan Jepang," ujar panelis Scott Kulp dan Benjamin Straus.
Laut di pesisir Bangladesh, India, Indonesia, dan Filipina akan mengalami kenaikan lima sampai 10 kali lipat pada 2050. Sementara di Tiongkok, kenaikan muka air lautnya tiga kali lipat, dan di Bangkok, Thailand, 12 kali lipat. Padahal, saat ini sudah banyak penduduk di berbagai negara yang tinggal di area yang tanahnya lebih rendah dari permukaan laut.
Mengenai laporan panel ilmuwan PBB itu, ilmuwan LIPI yang terlibat penulisan laporan iklim PBB Intan Susi Nurhati mengatakan kepada Kompas.com (7/11/2019) bahwa laporan terbaru ini memaparkan metode yang lebih akurat.
Menurut Intan, ada banyak faktor yang bisa memengaruhi perubahan permukaan air laut. Salah satu hal yang disorot jurnal Nature itu adalah pengaruh tingkat elevasi dan topografi.
Untuk penurunan muka tanah di Jakarta, kata Intan, tak hanya disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut. Tanah di Jakarta juga turun karena perilaku masyarakat kita, yakni penyedotan air tanah.
Meski sulit, menurut Intan ada beberapa hal bisa dilakukan untuk merespon keadaan ini. Salah satunya dengan pembuatan tanggul. ***



0 komentar: