Artikel Halaman 8, Lampung Post Selasa 12-11-2019
Riset ADB, 22 Juta Orang Kelaparan!
H. Bambang Eka Wijaya
PADA era 2016-2018 ternyata sebanyak 22 juta orang di Indonesia menderita kelaparan kronis. Banyak dari mereka tidak mendapatkan makanan yang cukup dan anak-anak mereka cenderung stunting, membuat mereka dalam lingkaran setan kemiskinan selama beberapa generasi.
Demikian riset Asian Development Bank (ADB) bersama International Food Policy Research Institute (IFPRI) didukung Kementerian Bappenas yang dirilis bertajuk Policies to Support Investment Requirements of Indonesia's Food and Agriculture Development 2020-2045. (CNBC-Indonesia, 6/11/2019)
Dalam ketahanan pangan, akses tidak merata terjadi di Indonesia. Dan kerawanan pangan tetap menjadi masalah. "Akses untuk mendapatkan makanan di Indonesia cukup rendah," tulis laporan itu.
Indonesia menempati urutan ke-65 di antara 113 negara dalam Indeks Keamanan Pangan Global (GFSI) yang diterbitkan Economics Intelligence Unit (EIU). Peringkat tersebut paling bawah di kawasan regional setelah Singapura (peringkat 1 dunia), Malaysia (peringkat 40), Thailand (54), dan Vietnam (62).
ADB mencermati, realokasi subsidi pupuk dan kebijakan peningkatan investasi pemerintah dalam penelitian pertanian, infrastruktur pedesaan, dan irigasi bisa menghapus kelaparan di Indonesia pada 2034.
Laporan itu merekomendasikan perubahan strategis dalam investasi pemerintah, perubahan regulasi dan penyuluhan pertanian untuk meningkatkan kinerja ekonomi Indonesia, di samping untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menghapus kelaparan.
"Menghapus kelaparan di Indonesia memerlukan peningkatan investasi di sektor pertanian dan pedesaan untuk memacu produktivitas, modernisasi sistem pangan, dan meningkatkan efisiensi pasar pangan," kata Mark W. Rosegrant, peneliti senior IFPRI, selaku Ketua Tim Peneliti ADB tentang Peningkatan Investasi untuk Ketahanan Pangan.
Sementara Bustanul Arifin, Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Unila terkait penelitian ADB itu menyatakan, untuk menghapus kelaparan di Indonesia kita harus menargetkan investasi pada bidang yang mampu berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, merealokasi anggaran dan subsidi yang sudah terbukti kurang efektif.
Selain menghapus kelaparan, beberapa skenario investasi pertanian bahkan dapat meningkatkan kinerja perekonomian. Skenario investasi komprehensif tersebut diproyeksikan akan menghasilkan tambahan manfaat ekonomi sebesar Rp1.834 triliun pada 2045, atau 129 miliar dolar AS dengan kurs saat ini. ***
0 komentar:
Posting Komentar