Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Morales, Tiran Sukses pun Jatuh!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Sabtu 16-11-2019
Morales, Tiran Sukses pun Jatuh!
H. Bambang Eka Wijaya

EVO Morales, menjabat Presiden Bolivia ke 80 mulai 22 Januari 2006, sebagai penguasa tiran (diktator) sukses menghapus pembatasan masa jabatannya melalui putusan Mahkamah Agung, sebagai putusan kasasi setelah kalah referendum untuk itu Februari 2016.
Morales adalah pribumi (Indian) pertama di benua Amerika yang menjadi presiden, memimpin berhaluan sosialis. Ia berhasil menurunkan kemiskinan nasional dari 60% pada 2006, menjadi 5,8% pada 2017 diukur dengan standar Bank Dunia 1,9 dolar AS per hari. Itu dari 11,5 juta penduduk Bolivia, atau jumlah orang miskinnya tersisa 667 ribu jiwa.
Garis kemiskinan tersebut tinggi dibanding Indonesia Rp425.250 per kapita per bulan pada Maret 2019, atau Rp14.175 per hari setara 1 dolar AS. Sedangkan Indonesia angka kemiskinan sampai Maret 2019 itu masih 9,41% atau 25,24 juta jiwa.
Meski demikian gambaran sukses Morales mengentaskan kemiskinan, secara ekonomi juga meningkatkan pendapatan per kapita dari bawah 1.000 dolar AS menjadi 3.760 dolar AS pada 2019, dan memperpanjang harapan hidup dari 65 tahun menjadi 71 tahun, akhirnya kekuasaan diktatornya tumbang juga.
Artinya, sukses pembangunan fisik, menurunkan kemiskinan dan kemajuan ekonomi semata tak mampu menyangga kekuasaan tiran. Perjuangan rakyat yang tertindas secara politik suatu saat mencapai kulminasi yang tak terbendung oleh stelsel pengaman kekuasaan diktator.
Kulminasi itu adalah demonstrasi massa antipemerintah yang mengguncang Bolivia tiga minggu terakhir. Sedikitnya tiga orang tewas serta ratusan lainnya cedera dalam bentrokan antara kubu oposisi lawan pendukung Morales.
Menurut BBC-News Indonesia (12/11/2019), ketegangan berkobar pada malam pemilihan presiden setelah hasil perhitungan suara dihentikan sementara selama 24 jam. Hasil akhir menunjukkan Morales unggul 10% dari pesaingnya, Carlos Mesa. Dengan keunggulan itu, Morales menang di putaran pertama.
Namun, pada 10 November Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) selaku pemantau pemilu, mengklaim menemukan 'manipulasi yang jelas' dalam proses pemilihan. OAS kemudian menyerukan agar hasil pemilu dibatalkan.
Morales lantas meminta pemilu diulang. Namun, tekanan ke dirinya terlalu kuat dan sejumlah sekutunya mengundurkan diri. Mereka mengaku khawatir akan keselamatan keluarga.
Panglima Angkatan Bersenjata Bolivia, Jenderal William Kaliman mendesak Morales mundur, agar situasi kembali damai dan stabil. Akhirnya Morales pun meminta suaka ke Meksiko. ***



0 komentar: